Jawa Pos

Apatis karena Intervensi

- Laporan: THORIQ S. KARIM dari Kedah, Malaysia

BANYAK pemilih pemula yang terdaftar pada Pilihan Raya Umum (PRU) Ke-14 yang belum merasakan kepemimpin­an Mahathir Mohamad. Usia pemilih pemula di Malaysia adalah 25 tahun. Di akhir kepemimpin­an Mahathir, mereka masih anak-anak. Belum paham masalah politik yang terjadi pada masa itu.

Namun, hal tersebut tidak menyebabka­n pemilih pemula memandang sebelah mata kepada Mahathir. Sebaliknya, sebagian besar justru mendukung lelaki kelahiran Alor Setar itu.

Salah satu alasan mereka mendukung Mahathir adalah kondisi perekonomi­an di Malaysia yang tidak bagus. Mereka sangat merasakan kurs nilai mata uang di Malaysia yang tidak sebagus dulu. Selain itu, generasi muda sangat tertarik dengan janji Mahathir untuk menghapus cukai.

Liew Mei Yee, 23, mahasiswa Fakultas Hubungan Internasio­nal Universita­s Utara Malaysia, membanding­kan masa kepemimpin­an Najib Razak dengan Mahathir. Dia melihat, pembanguna­n di era Mahathir sangat jelas. Salah satunya Menara Kembar Petronas. ”Hasil itu masih terlihat sampai sekarang,” katanya kepada Jawa Pos.

Mahathir juga melakukan pembanguna­n besar-besaran di wilayah Kedah. Liew menilai, yang dilakukan Mahathir sudah diketahui generasi muda saat ini. Meski, dia juga paham bahwa sistem kepemimpin­an yang digunakan diktator.

”Itu kelemahan yang tertutupi dengan pembanguna­n di era kepemipina­nnya,” ujar dia.

Sikap dan dukungan generasi kampus di Kedah tidak terlihat jelas. Sebab, intervensi pemerintah sangat kuat. Banyak mahasiswa yang tidak berani terang-terangan menyatakan dukungan kepada oposisi.

Intervensi itu juga berlaku bagi akademisi kampus. Mustafa Muslim, mahasiswa dari fakultas teknik, mengatakan bahwa semua orang tahu bahwa sebagian besar generasi muda apatis terhadap kepemimpin­an Najib Razak. Namun, mereka tak berani muncul. ”Sebab, hingga saat ini Barisan Nasional masih berkuasa, kami bisa dianggap membangkan­g pemerintah,” ujarnya

Mustafa sepakat, perekonomi­an Malaysia mengalami penurunan di era Najib Razak. Berbeda dengan Mahathir yang mampu membawa Malaysia dipandang negara lain.

Intervensi itulah yang menjadikan sebagian besar warga di Kedah dan sekitarnya ragu Mahathir mampu memenangi PRU kali ini. Itu bisa dilihat dari kondisi yang terjadi di sekitar Kedah.

Bendera oposisi maupun poster Mahathir tidak ada. Semua dikuasai Barisan Nasional. Selain itu, masih banyak warga yang menjadi loyalis partai. Artinya, mereka tetap mendukung Barisan Nasional.Kelompok itu merupakan generasi di atas usia 45 tahun. Mereka memilih atas dasar partai, bukan personal.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia