Napak Tilas Rute Jalur Pemudik
Elit CC Selesaikan Rute Jakarta ke Surabaya dalam Enam Hari
Elektro ITS Cycling Club (Elit CC) sukses menuntaskan Touring Sepeda Mudik Lebaran 2018. Menempuh jarak 940 km, 50 cyclist berhasil melibas rute menantang dari Jakarta menuju Surabaya. Bagi banyak cyclist, ini adalah epic ride.
ACARA touring Jakarta ke Surabaya ini merupakan kerja sama antara Elit CC dan Kementerian Perhubungan. Tujuannya adalah menyerukan kampanye zero accident ride. Apalagi, rute yang dilewati merupakan jalur mudik Lebaran.
Sebanyak 50 pesepeda menempuh jarak 940 kilometer. Jarak tersebut dibagi dalam enam etape selama enam hari. Etape pertama dimulai dari Jakarta hingga Pamanukan. Etape kedua dari Pamanukan melewati Cirebon hingga Brebes. Etape ketiga dari Brebes menuju Kendal melewati Tegal, Pekalongan, dan Pemalang. Etape ketiga dari Kendal menuju Solo melalui Semarang dan Salatiga. Etape kelima dari Solo menuju Nganjuk. Nah, etape terakhir menempuh jarak dari Nganjuk menuju Surabaya.
Per hari, peserta menempuh 150 sampai 170 kilometer. Acara itu dimulai pada 26 April hingga Jumat, 4 Mei. Titik start dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, menuju kampus ITS, Surabaya. Setiap etape juga dimeriahkan ratusan pesepeda lokal.
Koordinator Elit CC Agung Bowo Laksono mengatakan, kampanye tersebut ingin menunjukkan manfaat bersepeda, yakni membikin tubuh sehat dan ramah lingkungan. ’’Kami juga ingin menunjukkan bahwa sepeda merupakan pengguna jalan sama seperti yang lain. Buktinya, kamu bisa sampai di kota-kota yang menjadi tujuan mudik Lebaran,’’ kata alumnus Teknik Elektro ITS tersebut.
Selama enam hari bersepeda, Agung sangat takjub. Meskipun sering menempuh ratusan kilometer per hari, pria asal Surabaya itu memiliki kesan lain ketika mengikuti acara tersebut. ’’Bagi kami ini seperti epic ride. Ini jarak paling jauh yang kami lalui. Bagi kami seperti tantangan sekaligus misi yang harus kami selesaikan dengan baik,’’ ungkapnya.
Rute Semarang–Solo menjadi favorit bagi peserta. Alasannya tak lain karena jalannya yang menanjak dengan kondisi jalan yang cukup mulus. Terutama di daerah Bukit Gombel dan Bawen. ’’Jalur mendekati finis juga. Hari terakhir kami sudah merasa degdegan dan ini merupakan misi di hari terakhir. Rasanya sudah campur aduk,’’ kata pria kelahiran 9 November 1968 itu.
Agung menambahkan, tidak ada kendala serius selama perjalanan. Semua peserta mampu menyelesaikan etape per etape dengan baik dan lancar. Hanya, ada juga kejadian yang dia sayangkan. ’’Saat di Jawa Barat, sempat ada kendaraan umum yang menerobos jalur kami. Itu cukup berbahaya. Padahal, kami sedang melakukan kampanye zero accident,’’ ungkapnya.
Di sisi lain, dia dan komunitasnya mengaku bangga bisa menyelesaikan misi itu dengan baik. ’’Alhamdulillah, dengan persiapan dan perencanaan yang bagus, touring ini bisa terlaksana dengan tertib dan aman. Dukungan dari korlantas juga sangat bagus,’’ kata ayah dua anak itu.
Meskipun begitu, dia tetap melihat ada beberapa jalan dengan kondisi kurang baik. Terutama di titik pantura. Menurut dia, jalan bergelombang dan berlubang sering ditemukan di Jawa Barat. Daerah Jawa Tengah ada, namun tidak banyak.
’’Brebes aman, masuk Pemalang agak bergelombang. Alas Roban ya sedikit bergelombang saja. Menurut kami masih aman untuk mudik, karena tidak semua ruas seperti itu,’’ tandasnya.
Selain itu, misi acara tersebut adalah meminimalisasi kecelakaan saat arus mudik Lebaran. Peserta dan dinas perhubungan memberikan sosialisasi keselamatan serta informasi seputar mudik Lebaran di beberapa titik singgah di terminal dan jembatan timbang.
Titik singgah itu, antara lain, Jembatan Timbang Losarang (Jawa Barat), Terminal Harjamukti Cirebon (Jawa Barat), Lawang Sewu, Semarang (Jawa Tengah), Terminal Tirtonadi, Surakarta (Jawa Tengah), Terminal Purabaya (Jawa Timur), dan berakhir di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Selain itu, dilakukan bakti sosial serta penandatanganan helm sepeda oleh pemimpin daerah dan tokoh masyarakat setempat sebagai komitmen bersama meningkatkan keselamatan jalan.
’’Misalnya, kalau di Terminal Tirtonadi Solo kita berbicara tentang motor, di Lawang Sewu Semarang kami mengajak sopir taksi, di Terminal Purabaya Surabaya kita bersama sopir bus, mengingatkan mereka untuk berhatihati dan mematuhi peraturan lalu lintas,’’ ujar Direktur Pembinaan Keselamatan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Ahmad Yani.