Jawa Pos

Jelang USBN Berakhir, Aulia Jadi Yatim Piatu

Tetap Fokus Kerjakan Mapel IPA

-

GRESIK – Mata Aulia Dwi Anggraeni berkaca-kaca. Dia berjalan menuruni tangga dengan didampingi sejumlah guru di SD Muhammadiy­ah Gresik Kota Baru (GKB)-2 kemarin (5/5). Kepala SD Muhammadiy­ah GKB-2 Muhammad Nor Qomari dan wali kelas Hanifiyatu­s Samha berusaha membesarka­n hati Aulia agar tegar.

”Sabar, ya,” ujar Nor Qomari. Aulia menjadi perhatian seluruh sekolah yang berlokasi di Jalan Berlian, Kompleks Perumahan Pondok Permata Suci di Desa Suci, Manyar, karena sedang berduka. Sulastri, 40, ibunda Aulia, meninggal dunia pada Jumat (4/5).

Dia berprofesi sebagai penjual tempe keliling perumahan. Sulastri wafat akibat penyakit komplikasi ginjal dan diabetes melitus. Hal tersebut membuat Aulia menjadi yatim piatu.

Muhammad Rifaei, ayahanda Aulia, meninggal saat Aulia masih duduk di kelas II ”Dia memang anak tangguh dan tegar,” puji Hanifiyatu­s Samha. Meski berduka, Aulia tetap masuk. Dia mengikuti USBN mata pelajaran ilmu pengetahua­n alam (IPA) di hari terakhir.

”Alhamdulil­lah, bisa. Saya baru bisa belajar pagi hari. Karena se- malam tidak sempat belajar,” ujarnya saat ditemui di ruang kepala SDM GKB-2 kemarin. Sulastri meninggal dunia di RSUD Ibnu Sina, Gresik, pukul 12.00. Jenazah Sulastri dimakamkan setalah isya. Aulia sempat ikut memandikan dan membantu mengafani ibundanya. ”Ibu terlihat senyum. Kakak (Ayu Cahya Ningrum, 20, Red) tidak kuat (shock),” imbuhnya lirih.

Aulia mengurus ibundanya di rumah yang sederhana di Kompleks Perumahan Dinari, Dahanrejo, Kebomas. Sebab, Ayu Cahya Ningrum sedang memiliki banyak tugas kuliah di Surabaya. Aulia menggantik­an tugas bundanya, yakni menyapu, mencuci dan lainnya. Setelah itu, Aulia berangkat sekolah. Sulastri dirawat tetanggany­a. ”Ibu hanya melarang saya untuk membantu berjualan. Ibu hanya meminta saya tidak lupa salat,” katanya.

Semangat Aulia untuk tetap sekolah itu diunggah sekolah di media sosial (medsos). Dalam hitungan tiga jam, sudah puluhan orang –mulai Gresik, Surabaya, hingga kota di Jawa Tengah– yang bersedia membiayai kelanjutan sekolahnya. Ichwan Arif, kepala SMP Muhammadiy­ah 12 GKB, misalnya. ”Saya ke sini sudah berkoordin­asi dengan pengurus untuk menawarkan beasiswa sampai lulus SMP. Keputusan tetap kepada Aulia,” ujar Ichwan Arif kemarin.

 ?? CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS ?? SANG IBU MENINGGAL: Aulia Dwi Anggraeni (kiri depan) setelah mengikuti USBN hari terakhir kemarin (5/5).
CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS SANG IBU MENINGGAL: Aulia Dwi Anggraeni (kiri depan) setelah mengikuti USBN hari terakhir kemarin (5/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia