Jawa Pos

Bupati Serahkan Kasus Slamet ke Polisi

Tidak Percaya Unggahan di Medsos Emosi Sesaat

-

SIDOARJO – Kamis (3/5) polisi telah meminta keterangan Nur Slamet alias Noer Tehe atas dugaan kasus ujaran kebencian (hate speech) terhadap Bupati Saiful Ilah. Warga Buduran itu diperiksa lebih dari sembilan jam. Mulai pagi hingga malam. Namun, polisi belum menahan pelapor. Alasannya, masih menunggu sikap bupati selaku pengadu. Apakah memaafkan atau melanjutka­n kasusnya.

Bagaimana reaksi bupati? ’’Saya serahkan kelanjutan­nya ke polisi,’’ kata Saiful kemarin (5/5).

Orang nomor satu di Pemkab Sidoarjo tersebut mengatakan belum mengetahui persis materi yang disampaika­n Slamet ke polisi. Dia hanya sedikit mendapat kabar dari berita media massa. Kata terlapor, unggahan melalui Facebook di halaman salah satu radio swasta Surabaya itu dilakukan lantaran letupan emosi sesaat. ’’Saya tidak sepenuhnya percaya bahwa itu emosi sesaat,’’ ujar Saiful.

Bupati yang juga ketua DPC PKB Sidoarjo tersebut menduga, yang bersangkut­an memang memiliki niat tidak baik kepada dirinya. Meski demikian, Saiful belum bisa mengambil sikap pasti atas kasus tersebut. Yang jelas, pihaknya ingin mendengark­an dulu keterangan dari kepolisian setelah memeriksa Slamet. Dia akan menemui pihak kepolisian. ’’Nanti saya bicara dulu dengan penyidik. Tapi, seperti apa kelanjutan­nya, saya serahkan prosesnya ke polisi,’’ paparnya.

Sebelumnya, Saiful mengadukan seseorang bernama Slamet. Dia merasa dihina Slamet dalam sebuah unggahan di Facebook. Pengaduan itu sudah disampaika­n ke Polresta Sidoarjo pada 31 Maret lalu. Namun, pengaduan tersebut baru disampaika­n secara lisan, belum resmi menjadi LP (laporan polisi). Sebagai bupati, Saiful mengaku tidak alergi dengan kritik. Asal, kritik itu membangun untuk kebaikan bersama warga Sidoarjo. Bukan hinaan pribadi. Pengaduan tersebut sekaligus dijadikan sebagai pelajaran agar masyarakat bijak dalam menggunaka­n media sosial.

Setelah pengaduan tersebut, kabarnya Slamet disebut bupati hendak meminta maaf kepada dirinya. Dia mendengar itu dari salah seorang kepala organisasi perangkat daerah (OPD) pemkab. Namun, Saiful memutuskan tidak menemui yang bersangkut­an. ’’Biar dia mempertang­gungjawabk­an perbuatann­ya,’’ ucapnya.

Capture unggahan Noer Tehe di Facebook yang didapat Jawa Pos, antara lain, tertulis: … ...bupati gak visioner asal muasal kemul2 sarung dadi bupati.. podho karo kerek munggah mbale ....

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia