Normalisasi Tersendat Perencanaan
SIDOARJO – Memasuki pertengahan tahun, idealnya seluruh program prioritas pemkab sudah berjalan. Sayang, ada sejumlah kegiatan yang tersendat. Salah satunya adalah normalisasi sungai. Keterlambatan pengerukan kali itu disebabkan faktor teknis. Yakni, perencanaan. Sejumlah sungai yang bakal dikeruk belum tuntas dalam hal perencanaan.
’’Itu untuk normalisasi sungai yang menggunakan sistem kontrak,’’ kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sigit Setyawan.
Dia menjelaskan, ada dua skema pengerjaan normalisasi. Yakni, swakelola dan sistem kontrak. Normalisasi dengan sistem swakelola sudah berjalan. Yakni, di Sungai Kedunguling, Kajartrengguli, Buntung, Wilayut, dan Kemambang.
Lain halnya normalisasi yang Kepala Dinas PUPR
Sidoarjo dikerjakan dengan sistem kontrak. Pekerjaan tersebut membutuhkan waktu. Mulai perencanaan, lelang, hingga penetapan pemenang lelang.
Sigit menyatakan, perencanaan berjalan sejak awal tahun. Namun, hingga lima bulan berjalan, perencanaan itu belum juga tuntas. Sebab, pihaknya harus membuat gambar sungai yang bakal dikeruk. Pihaknya juga perlu merencanakan besaran biaya serta BBM yang dibutuhkan.
Lantas, kapan program normalisasi dimulai? Mantan kepala dinas kebersihan dan pertamanan (DKP) tersebut memperkirakan bulan depan pengerukan dengan sistem kontrak dimulai. Pekerjaan itu memakan waktu empat bulan. ’’Perkiraan kami September selesai,’’ jelasnya.
Kabid Operasional dan Pemeliharaan Dinas PUPR Sidoarjo Agus Hidayat menjelaskan, pihaknya menghitung ulang BBM yang dibutuhkan. ’’Ada kenaikan harga BBM,’’ ucapnya.
Itu untuk normalisasi sungai yang menggunakan sistem kontrak.’’
SIGIT SETYAWAN