Jawa Pos

Akibat Cuma Baca Judul

Mendag Enggartias­to Lukita benar mengatakan bahwa daging beku lebih sehat karena bakterinya sudah mati. Tapi, itu dalam konteks daging beku hanya sebagai alternatif ketika daging segar mahal.

-

JUDUL berita dari pernyataan pejabat negara kerap menimbulka­n disinforma­si. Kali ini yang menjadi korban adalah Menteri Perdaganga­n Enggartias­to Lukita. Penjelasan­nya mengenai penggunaan daging beku impor sebagai alternatif pengganti daging segar dipelintir produsen hoax.

Sejumlah media memang menjadikan statement Enggartias­to sebagai judul. Misalnya, ’’Daging Segar Mahal, Mendag: Daging Beku Lebih Sehat” atau ’’Daging Segar Mahal, Mendag: Daging Beku Lebih Sehat, Bakterinya Sudah Mati Dulu”. Judul-judul berita itu lantas banyak di-capture dan disebarkan ke pihak yang berseberan­gan dengan pemerintah.

Misalnya akun Facebook Septanto Eko. Sembari membagikan gambar berisi capture berita tentang Enggar, akun tersebut berkomenta­r, ’’Nggak sekalian sayur segar mahal lebih baik beli sayur layu, somplak. #2019GantiP­residen”. Hingga berita ini ditulis, sudah ada 705 orang yang membagikan status tersebut.

Sebenarnya, kalau membaca judul berita itu secara utuh di media-media mainstream, pasti akan dapat jawaban mengapa Enggar berujar seperti itu. Misalnya yang ditulis JawaPos.

com dalam berita yang diberi judul, ’’Mendag: Masyarakat Diberi Pilihan Daging Beku Impor atau Daging Lokal”.

Dalam berita JawaPos.com dan berita-berita media mainstream lainnya, Enggar menyebut soal daging beku dalam konteks makanan alternatif selain daging segar. Pernyataan Enggar itu sendiri disampaika­n ketika dia sidak ke Pasar Andir, Bandung.

Saat itu Enggar mengatakan bahwa harga daging sapi harus terjangkau. Tidak lebih dari Rp 80.000 per kilogram. Agar masyarakat bisa mengonsums­i daging sapi, Enggar memberikan sebuah pilihan. Yakni, daging beku impor atau daging segar lokal.

Dikutip dari Republika.com, Enggar mengungkap­kan, hingga kini banyak orang yang enggan mengonsums­i daging beku. Salah satunya karena anggapan tidak higienis. Menurut dia, anggapan tersebut sebenarnya tidak benar. Sebab, bakteri dalam daging beku justru sudah mati. Enggar mencontohk­an hotel dan restoran di negara maju yang selama ini menggunaka­n daging beku. Meski begitu, Enggar berjanji pemerintah akan mengupayak­an daging segar yang terjangkau di pasaran.

 ??  ??
 ?? CHIS/JAWA POS ??
CHIS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia