Evaluasi Pengamanan Pilkada Dibutuhkan
Jangan Kerahkan Brimob Bersenjata
JAKARTA – Langkah Polri dalam mengamankan pilkada perlu diperbaiki. Salah satu alasannya, muncul polemik Brimob bersenjata yang mendatangi kantor DPD Partai Gerindra Jawa Tengah Sabtu (5/5). Langkah pengamanan tersebut justru diterjemahkan berbeda. Bahkan bisa dipolitisasi.
Ketua Presidium Indonesian Police Watch Neta S. Pane menuturkan, kedatangan Brimob bersenjata ke sebuah kantor partai itu malah menimbulkan benturan politik. Indikasinya juga bisa memunculkan keresahan. ’’Maka pengamanan dengan metode semacam itu kurang tepat,’ katanya kemarin (6/5).
Bila kepolisian memang meng- endus terjadinya sesuatu di sekitar kantor DPD Gerindra, alangkah baiknya yang turun tangan bukan Brimob yang merupakan pasukan pemukul Polri. ’’Namun, bisa menempuh jalan lain seperti operasi intelijen,’’ jelasnya.
Dengan demikian, pengamanan tidak menimbulkan riak di belakang hari. Tidak ada tanda tanya dari masyarakat mengapa ada pengamanan semacam itu. ’’Publik bisa bingung mengapa Brimob ke kantor partai,’’ ungkapnya.
Menurut dia, metode pengamanan yang tepat tentu akan kian menjaga pemahaman bahwa Polri selama ini independen, profesional, serta proporsional dalam menjaga keamanan. ’’Jangan sampai metode pengamanan justru bertolak belakang dengan tugas utama Polri, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,’’ tegasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Hukum dan HAM Kontras Arif Nur Fikri menuturkan, kehadiran anggota Brimob bersenjata bisa memberikan rasa intimidasi bagi masyarakat. Kondisi itu harus dipahami setiap anggota kepolisian. ’’Maka perlu langkah lain,’’ ujarnya.
Misalnya, mendatangkan anggota biasa yang senjatanya tidak terlalu mencolok. Memang, langkah pengamanan sangat perlu, tetapi juga perlu terukur agar masyarakat tidak kaget. ’’Kalau Brimob, turunnya saat genting. Kan pasukan khususnya Polri,’’ terangnya.
Arif menyatakan, perlu ada evaluasi pengamanan pilkada yang lebih humanis. Dengan demikian, kedatangan anggota kepolisian bisa benar-benar memberikan rasa aman. ’’Kalau dengan senjata yang besar datang mengamankan ke tempat yang tidak ada konflik atau tidak ada sesuatu, justru menimbulkan tanda tanya,’’ katanya.