Teror yang Bisa Berujung Denda
BELUM juga kickoff, papan skor di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, sudah menunjukkan keunggulan untuk Persebaya Surabaya atas Arema FC. Selain itu, tulisan Arema dibalik. Kondisi tersebut hanya awal dari teror panjang selama 90 menit dari Bonek untuk para pemain Singo Edan.
Begitu kickoff, penonton di tribun utara membentangkan spanduk raksasa dengan gambar buaya yang dengan gagah menginjak singa. Penonton di tribun selatan juga tidak mau kalah. Mereka membentangkan spanduk bergambar pria berkostum Persebaya yang baru saja memenggal kepala singa.
Bahkan, teror dengan chant pun dilakukan. ’’Nek seri kisruh, opo maneh kalah (kalau seri kisruh, apalagi kalah)’’ juga terus didengungkan Bonek. Atraksi penonton juga keren, tetapi ternodai dengan pelemparan botol ke lapangan dan juga flare.
Ya, ketika kapten Arema Dendi Santoso hendak mengambil sepak pojok, ada lemparan ke lapangan yang mengakibatkan laga sempat tertunda. Bek kanan Persebaya Abu Rizal sampai berkali-kali meminta penonton berhenti karena tindakan itu justru menghabiskan waktu.
Nah, dampak dari pelemparan botol dan nyalanya flare, Persebaya terancam terkena sanksi dari PSSI. Namun, manajemen klub berjuluk Green Force itu sudah siap. ’’Harus siap (didenda). Itu (flare dan pelemparan botol) terjadi di depan mata. Semua juga tahu,’’ kata Chairul Basalamah, manajer Persebaya.
Meski begitu, pria yang disapa Abud itu maklum dengan tindakan Bonek yang emosional sepanjang pertandingan. ’’Suporter pasti sama tegangnya (dengan manajemen). Ini (laga) gengsi antara hidup dan mati. Kami semua ingin menang. Karena itu, kami siap (kalau kena denda),’’ jelasnya.