Kepala Kabagops Terluka
Oknum Bonek Tak Bertiket Memaksa Masuk
SURABAYA – Polisi menepati janji. Mereka mengerahkan usahanya untuk menjaga keamanan laga panas Persebaya melawan Arema FC kemarin sore (6/5). Tidak sampai terjadi kerusuhan yang berlarut-larut meski pertandingan itu melibatkan puluhan ribu Bonek.
Jalan-jalan Surabaya menghijau sejak pagi. Bonek menggelar pawai sepanjang Jalan Jawar hingga batas kota di bundaran Waru. Sedikit kericuhan dilakukan oknum Bonek yang memaksakan diri masuk Gelora Bung Tomo (GBT) meski tak punya tiket
Mereka melemparkan batu hingga mengenai Kabagops Polrestabes Surabaya AKBP Bambang Sukmo Wibowo. Dia akhirnya mundur dan mendapat perawatan medis. Kepalanya diperban. Namun, 15 menit kemudian, dia mengomandoi lagi pasukan. ’’Tidak apa-apa,’’ ujarnya saat dikonfirmasi menjelang apel konsolidasi pengamanan kemarin petang (6/5).
Selain itu, ada anggota Ditsabhara Polda Jatim Bripda Agil Yorisko yang terluka di bibir. Dari pantauan di lapangan, pelemparan terjadi di pintu masuk GBT bagian barat, tepatnya menuju gate 17. Semula situasi di sana sangat kondusif. Bahkan, antrean suporter yang membawa tiket pun tidak ada.
Barulah pada pukul 14.40, mereka yang tidak diperbolehkan masuk karena tidak membawa tiket melampiaskan kemarahan. Mereka menghujani petugas dengan batu. Karena jumlah petugas tidak sebanding dengan suporter yang mencapai ribuan itu, akhirnya mereka mundur. ’’Hentikan, hentikan, cukup,’’ perintah polisi melalui megafon.
Tak berlangsung lama, pintu masuk pertama menuju gate 17 dibobol suporter. Kurang dari 10 menit, bagian scanner tiket sudah hancur karena terkena lemparan batu. Petugas gabungan tidak tinggal diam. Mereka menghalau suporter dengan menggunakan tembakan gas air mata dan water cannon.
Sebanyak 15 tembakan gas air mata dilontarkan anggota sabhara. Para Bonita terkena gas air mata itu. Salah satunya, Iva Eka. Dia berusaha menyelamatkan diri bersama rekannya, Dinda Fadila. Mereka tak menyangka terjadi kericuhan. Sebelumnya mereka hendak masuk gate 19, tapi terjebak hingga kemudian diselamatkan petugas. ’’Saya tadi bertiga, tapi nggak tahu teman saya yang satunya ke mana. Tolong, Pak, tolong,’’ ujar Iva sambil menangis.
Berdasar data yang dihimpun PMI, 19 orang menjadi korban kericuhan itu, termasuk pihak kepolisian. Empat di antaranya dibawa ke RSI Benowo karena sesak napas. Ada juga yang terkena batu dan terinjak.
Selain tidak mendapat tiket, oknum Bonek itu marah karena harapan untuk melihat pertandingan dari layar lebar tidak tercapai. Mereka yang datang dari luar kota tidak mengetahui bahwa fasilitas itu tidak ada di GBT. ’’Aku dari Tulungagung nggak kebagian tiket, nggak bisa nonton juga,’’ sesal Bonek bernama Fafan Sufa.
Sulitnya suporter mendapatkan tiket dimanfaatkan oknum untuk memalsukan tiket. Anggota steward yang berjaga, Darsono, mengungkapkan bahwa dirinya dan rekannya menemukan sepuluh tiket palsu. Tiket palsu tersebut tidak bisa di-scan. ’’Selain tiket palsu, ada suporter yang menggunakan tiket lama,’’ terangnya.
Untuk meredam kericuhan, polisi memutuskan memasukkan ribuan Bonek melalui gate 18 dan 15. Namun, petugas meminta Bonek masuk dengan cara berjalan jongkok. Di bagian lain, tim Arema FC dikawal ketat Satbrimob Polda Jatim. Mereka dinaikkan kendaraan taktis (rantis) barakuda.
Ada sepuluh mobil rantis dan patwal Sat PJR Polda Jatim yang berangkat dari hotel di kawasan Gresik. Mereka berangkat pukul 12.40 dan tiba di GBT 30 menit kemudian.
Puncak kedatangan para suporter terjadi pada pukul 10.00 hingga pukul 12.00. Arus kendaraan macet total di area Romokalisari dan Jawar. Kendaraan roda empat dilarang masuk dari segala penjuru GBT karena area parkir sudah penuh.
Arus kepulangan para suporter mampu ditata dengan baik oleh Satlantas Polrestabes Surabaya. Mereka dipulangkan secara bergelombang. Berdasar pantauan di area Karangpoh dan Jalan Diponegoro, arus kepulangan berjalan sangat lancar. Hanya sempat terhambat oleh pasar tumpah di Jalan Banyu Urip.
Puncak arus kepulangan Bonek terjadi pukul 19.30. Sejumlah polisi di beberapa titik memberlakukan skala prioritas untuk penggemar bajul ijo itu. ”Kami lancarkan saja arus mereka. Imbasnya, ada macet sedikit di Kedungdoro,” kata Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo.
Satreskrim menurunkan personel di beberapa titik. Yang utama berada di bundaran Karangpoh dan SPBU Simo Kalangan. Mereka memantau arus lalu lintas dengan membawa senapan laras panjang dan menaiki motor trail antibandit.
Hingga berita ini diturunkan, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan belum bisa dikonfirmasi. Dia terpantau baru saja selesai memimpin apel konsolidasi dan mendorong gelombang terakhir Bonek melewati Jalan Jawar–Romokalisari hingga ke Jalan Margomulyo.