Nilai Berharga Arsitektur Kota Lama
SURABAYA – Di tengah berdirinya bangunanbangunan pencakar langit, sisi lain sebuah kota lama menjadi nilai histori tersendiri. Kota lama adalah pusaka berharga yang dimiliki negeri ini. Hal itu disampaikan dalam Suroboyoku Beragam - Public Lecture Unity in Diversity of Spaces Within The City di Pakuwon Mall kemarin (6/5).
Kuliah publik tersebut diisi praktisi arsitektur dan urban planning Dr Ing Pratiwo MArch dan fotografer arsitektur Anton Gautama. Acara itu diikuti para mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Petra, penggiat komunitas, dan masyarakat umum.
Dalam penyampaiannya, Pratiwo berpesan tentang pentingnya konservasi bangunan cagar budaya. Menurut penulis buku sekaligus pemerhati cagar budaya tersebut, akulturasi budaya ada sejak zaman dulu. Hal itu tampak dari adanya bangunan kota lama yang eksistensinya mulai tergerus.
’’Menghidupkan perencanaan kota susah-susah gampang. Harus ada kemauan untuk konservasi kota. Juga, setiap pihak perlu memiliki satu kesadaran bahwa kota lama sangat penting,’’ ucapnya. Kenapa penting? Sebab, kota lama akan menjadi identitas suatu tempat. Selalu ada jejak dan cerita yang tak habis untuk digali dari tahun ke tahun.
Sementara itu, dari sudut pandang Anton Gautama, ada filosofi yang dalam di setiap sudut bangunan tua. Sebagai seorang fotografer dan pebisnis, Anton telah melahirkan trilogi buku fotografi yang sarat dengan human interest.
Dari setiap sudut kehidupan yang dia potret, ada filosofi yang kuat dan akan menjadi sejarah. ’’Saya tidak yakin ini akan bertahan 10–20 tahun lagi. Mungkin akan hilang seiring berkembangnya zaman,’’ lanjutnya.