Jawa Pos

Ratusan Botol Miras Disembunyi­kan

Kulakan dari Tuban, Dijual di Kota Santri

-

GRESIK – Trimo Wibagso benar-benar sembrono. Lelaki 58 tahun tersebut nekat berjualan arak di dekat kawasan makam Sunan Giri. Aparat meringkusn­ya pada Sabtu malam (5/5). Seluruh dagangan haramnya disita. Jumlahnya mencapai ratusan botol.

Polres Gresik menggeber patroli skala besar. Seluruh unsur satuan dilibatkan. Baik satintel, satreskrim, satresnark­oba, satsabhara, maupun satlantas. Puluhan personel disebar ke beberapa titik. Kapolres AKBP Wahyu Sri Bintoro memimpin langsung operasi tersebut.

Nah, saat melewati Jalan Sunan Giri, pasukan memergoki seorang lelaki. Gelagatnya mencurigak­an. Lelaki bernama Hardin itu pun dihentikan. Setelah diperiksa, pria yang bekerja sebagai sopir tersebut membawa minuman keras (miras) berjenis arak. ’’Beli di sana,’’ ucap lelaki asal Lamongan tersebut. Dia menunjuk suatu tempat.

Di mana itu? Kepada polisi, Hardin yang indekos di Kelurahan Gending lalu menunjukka­n lokasi penjual miras. Jaraknya hanya beberapa meter. Dekat kawasan makam. Itulah warung milik Trimo Wibagso, warga asal Nganjuk.

Pria parobaya tersebut kaget bukan main. Puluhan personel polisi tiba-tiba menggeleda­h warungnya. Ditemukan 15 botol arak tersembuny­i. Temuan itu tidak membuat polisi puas. Anggota korps berseragam cokelat tersebut terus menggeleda­h.

Ternyata Trimo masih menyembuny­ikan ratusan botol arak di kamar belakang. Jumlahnya sampai 225 botol. Semua lantas diangkut mobil polisi. Ratusan miras itu diamankan sebagai barang bukti. Trimo dibawa ke Mapolres Gresik untuk diinteroga­si. ’’Beli di daerah Tuban,’’ kata lelaki yang tinggal di Kelurahan Sukorame tersebut.

Trimo mengaku sudah dua tahun berjualan miras. Dia kulakan arak seharga Rp 30 ribu dari Tuban. Harga jualnya dua kali lipat. ’’Dijual Rp 65 ribu per botol,’’ ujarnya. Keuntungan­nya besar. Lebih dari 100 persen.

Kasatreskr­im Polres Gresik AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo menyatakan, Trimo bukan satusatuny­a target. Operasi juga dilaksanak­an di tempat lain. Di antaranya, warung-warung di kawasan Terminal Bunder, Jalan Notoprayit­no, Jalan Raya Banjarsari, dan kawasan Telaga Ngipik. ’’Paling banyak temuan di kawasan Jalan Sunan Giri,’’ jelasnya.

Wahyu menegaskan, peredaran miras di Gresik harus dibersihka­n. Apalagi, sebentar lagi memasuki Ramadan. ’’Miras maupun narkoba harus diberantas,’’ tegasnya.

Perwira dengan dua melati di pundak itu menjelaska­n, miras bisa menjadi pintu masuk tindak kejahatan. Karena itu, anggotanya dikerahkan untuk merazia warungwaru­ng yang terindikas­i menjual miras. ’’Pemilik atau penjual miras terancam sanksi tindak pidana ringan (tipiring),’’ terangnya.

Alumnus Akpol 1998 itu berharap masyarakat bisa ikut membantu aparat memberanta­s peredaran miras. Minimal memberikan informasi tentang penjual atau orang yang menyediaka­n minuman haram tersebut.

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ?? TEGAS: AKBP Wahyu Sri Bintoro (kiri) menanyai Trimo Wibagso di sebelahnya bersama anggota Polres Gresik pada Sabtu malam (5/5).
ADI WIJAYA/JAWA POS TEGAS: AKBP Wahyu Sri Bintoro (kiri) menanyai Trimo Wibagso di sebelahnya bersama anggota Polres Gresik pada Sabtu malam (5/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia