Surabaya Kini Punya Kampung Ludruk
Ada di Kawasan RW 3, Kelurahan Tembok Dukuh
SURABAYA – Tawa ger-geran terdengar di Jalan Kalibutuh, RW 3, Asemjajar, Kelurahan Tembok Dukuh, Sabtu malam (5/5). Ada kolaborasi Karang Taruna (Kartar) Asemjajar dan Ludruk Nomnoman Tjap Soerobio (Luntas) yang memainkan ludruk dengan lakon Babat Alas Suroboyo. Penampilan mereka sangat lucu hingga tawa warga berkali-kali pecah.
Selain memperingati Hari Pendidikan, ludruk di panggung pinggir jalan itu menandai lahirnya kampung seni baru di Surabaya. Kawasan RW 3 diresmikan sebagai Kampung Ludruk. Peresmian itu ditandai dengan tabuh gong oleh Camat Bubutan Eko Kurniawan yang mewakili Pemkot Surabaya.
”Kami punya alasan kenapa mengusulkan lahirnya Kampung Ludruk,” ungkap Ketua RW 3 Kelurahan Tembok Dukuh Taufik Rahmanu. Lelaki itu menyebut, banyak pemain ludruk yang lahir di Asemjajar. Salah satunya Robert Bayonet, perintis grup Luntas.
Menurut Taufik, ada beberapa faktor pendorong lainnya. Asemjajar telah memiliki sanggar seni mandiri. Pelatihan ludruk berlangsung setiap minggu. Hingga kini banyak kartar yang belajar di sanggar.
Dahulu, kata Taufik, pertunjukan ludruk selalu ditampilkan saat Agustusan.Diainginmenghidupkan lagi kesenian tradisional tersebut. Kebetulan keinginannya disambut semangat anggota kartar.
Ada sekitar 13 anak muda yang terlibat dalam pertunjukan Sabtu malam itu. Karena itu, sesekali muncul guyonan ala anak muda. Cerita diawali dari keinginan Raden Situbondo untuk melamar Dewi Purbowati. Harapan tersebut ditolak. Sebab, Purbowati sudah memiliki kekasih bernama Joko Taruno.
Joko Taruno marah saat mendengar keinginan Raden Situbondo. Karena merasa kalah sakti, dia meminta bantuan Joko Jumput. Namun, karena ketahuan berbohong kepada orang tua Purbowati, Joko Taruno lantas dikutuk jadi Arca Joko Dolog.
Dalam sambutannya, Robert Bayonet menjelaskan, Karang Taruna Asemjajar punya potensi besar untuk berkembang di bidang kesenian. Mereka kreatif. Sebagian aktingnya sudah mumpuni. ”Sampai sekarang baru Asemjajar yang karang tarunanya main ludruk,” kata Robert. Dia menyebut, upaya mempromosikan seni kepada anak muda memang tidak mudah. Meski begitu, Robert mengaku optimistis.