Nyandu Judi Online, Embat BPKB Milik Bapak Angkat
SIDOARJO – Perilaku Pungki Setyo keterlaluan. Betapa tidak, dia mencuri STNK dan BPKB milik Slamet Komsin, bapak angkatnya. Karena ulahnya itu, Pungki dijebloskan ke tahanan Polsek Tulangan.
Komsin termasuk orang terpandang di desanya. Warga Desa Grabagan, Tulangan, tersebut adalah perangkat desa. ’’Sebetulnya hubungan korban dan pelaku sudah seperti keluarga asli,” tutur Kapolsek Tulangan AKP Nadzir Syah Basri kemarin (6/5).
Pungki, kata dia, berasal dari keluarga dengan ekonomi paspasan. Karena punya hubungan baik dengan orang tua Pungki, Komsin tidak berkeberatan ditumpangi. Eh, siapa sangka, kebaikan itu justru disalahartikan. Pungki sulit diatur. Dia bergaul dengan lingkungan yang salah. Bahkan, dia ketagihan bermain judi. Komsin sudah menegur. Namun, peringatan itu tidak digubris. ’’Dia (Pungki, Red) sebelumnya kerap berulah,” kata polisi dengan tiga balok di pundak itu.
Pungki beberapa kali mengambil barang di rumah bapak angkatnya. Pemuda yang kini berdomisili di Perumtas III itu gelap mata karena ingin terus taruhan judi. ’’Barangnya dijual, uangnya buat judi,” ungkapnya.
Komsin sudah berusaha menahan diri. Namun, kesabarannya habis pekan lalu. Emosinya meluap saat mengetahui pelaku mengembat surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dari dalam rumah. ’’Jarang ke rumah korban setahun terakhir, tapi sekalinya datang kerap mencuri,” jelas Nadzir.
Nadzir menambahkan, korban sudah berkonsultasi dengan keluarga pelaku. Mereka lepas tangan dan menyerahkan semuanya kepada korban. Komsin pun mengambil sikap tegas dengan membawa perkara itu ke ranah hukum. ’’Biar ada efek jera, selama ini kalau diperingatkan tidak pernah digubris,” paparnya.
Komsin khawatir lambat laun kebiasaan mencuri itu merembet keluar. Dia takut anak asuhnya tersebut berani mencuri barang milik orang lain. ’’Konsekuensinya lebih berat karena bisa diamuk massa,” tuturnya. ’’Jadi, sebelum terlambat, dihukum dulu. Mungkin di persidangan korban mau memberikan keterangan yang meringankan hukuman,” lanjutnya.
Pungki tidak banyak berbicara saat ditunjukkan ke awak media. Dia hanya bisa menyesal. ’’Uang hasil menjual barang digunakan untuk bermain judi online,” kata pemuda yang tidak memiliki pekerjaan tetap tersebut.