Jawa Pos

Ajak 100 Orang Jadi Penayub

-

SURABAYA – Tak seperti biasa, Pendapa Taman Budaya Jawa Timur dipenuhi meja bulat Sabtu malam (5/5). Meja-meja itu diberi nomor masing-masing dan diisi 5–10 orang. Mereka menikmati makanan sambil menunggu giliran untuk naik ke panggung.

Ya, dalam event Gelar Seni Budaya Daerah Trenggalek tersebut, ada penampilan langen tayub atau tari tayub. Tari tayub merupakan tarian khas Trenggalek yang melibatkan penonton. ”Nama tayub itu dari tata dan guyub. Bentuknya memang social dance,”

ucap Kepala UPT Taman Budaya Sukatno MM.

Tari tersebut dipercaya bisa jadi sarana masyarakat bertemu dan berkesenia­n bersama. Penari perempuan atau yang disebut tandak

akan mengajak penonton atau penayub menari di panggung. Tandak bakal menarik penayub dengan mengalungk­an selendang ke leher pengibing.

Selendang berwarna kuning atau merah dikalungka­n ke leher penayub. Bagi penayub perempuan, selendang bisa dililitkan di pinggang.

Penayub yang hadir bukan masyarakat biasa. ”Mereka memang pandemen tayuban Surabaya, jadi pasti mau naik ke panggung,” ungkap Katno. Di setiap sesi, tandak bisa menarik 4 hingga 7 pengibing.

Empat tandak dengan selendang ungu berlenggak lenggok. Mereka akan menari berhadap-hadapan dengan penayub. Mereka bisa menari dengan dua penayub dalam satu waktu atau bergantian.

Setiap kelompok penayub bisa menari lima menit bersama tandak. Setelah itu, penayub akan bergantian dengan penonton yang sudah menunggu di meja bundar. ”Sampai seratus orang yang ikut nayub,” jelas pria asal Trenggalek tersebut.

 ?? ALLEX QOMARULLA/JAWA POS ?? NARI BARENG: Pertunjuka­n tari tayub, tarian khas Trenggalek, di pendapa Taman Budaya Jawa Timur pada Sabtu malam (5/5).
ALLEX QOMARULLA/JAWA POS NARI BARENG: Pertunjuka­n tari tayub, tarian khas Trenggalek, di pendapa Taman Budaya Jawa Timur pada Sabtu malam (5/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia