Swasta Minta SMAN/SMKN Tak Tambah Pagu
MKKS Kirim Surat Pernyataan Bersama ke Dispendik Jatim
GRESIK – Rencana penambahan pagu oleh sejumlah SMAN langsung disikapi lembaga swasta. Musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) SMA swasta meminta lembaga negeri tidak menambah pagu. Sebab, penambahan pagu dinilai berdampak langsung pada sekolah-sekolah swasta.
Anggota MKKS SMA Swasta Abdul Abbas menyatakan, dampak penambahan pagu sekolah negeri bukan hanya menurunnya jumlah siswa sekolah swasta. Itu juga berpengaruh bagi nasib dan masa depan para guru. Pihaknya meminta Cabang Dispendik Wilayah Gresik mengkaji jumlah pagu yang proporsional untuk sekolah negeri secara matang.
’’Bukan berarti kami tidak siap bersaing. Tapi, beri kami kesempatan berkembang,’’ ujar kepala SMA Darul Islam itu kemarin.
MKKS swasta telah mengirimkan surat pernyataan bersama ke Dispendik Jatim melalui Cabang Dispendik Wilayah Gresik. Dalam surat tersebut, pihaknya meminta dispendik tidak berpatokan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 17 Tahun 2017 tentang PPDB. Sesuai permendikbud, sekolah negeri diberi batas maksimal 12 rombongan belajar (rombel) siswa baru. Per rombeldiisimaksimal36 siswa.’Harapankamitidaksampai 36 siswa. Tapi, maksimal 34 siswa,’ tuturKepalaSMAMuhammadiyah 1 Gresik Ainul Muttaqin.
Dia mengungkapkan, sekolah swasta punya beban yang berat. Apalagi, muncul kebijakan dari pusat. Yakni, Kemendikbud bakal mengevaluasi sekolah yang siswanya kurang dari seratus orang. ’’Ini beban berat bagi swasta. Terutama sekolah yang sulit dapat siswa baru,’’ ujar Muttaqin.
Ada tiga SMAN yang berencana menambah pagu. Yaitu, SMAN 1 Balongpanggang, SMAN 1 Wringinanom, dan SMAN 1 Kedamean. Masing-masing berencana menambah satu rombel tahun ini. Yakni, dari sembilan menjadi sepuluh rombel.
Kasi Pembelajaran SMA/SMK Cabang Dispendik Rita Riana mengakui, rombel dan pagu per sekolah belum dibicarakan. Pihaknya baru akan mengundang MKKS untuk rapat Senin (14/5). ’’Yang dibicarakan termasuk jumlah pagu setiap lembaga,’’ ujar Rita.
Bahkan, pihaknya juga mempertimbangkan untuk mengurangi kapasitas per kelas. Dari 36 menjadi 34 siswa.