Jadi Tumpuan karena Lebih Stabil
Geliat Komoditas Dorong Kendaraan Niaga
Kendaraan niaga menjadi tumpuan yang tak kalah penting di samping produk mobil penumpang. Kontribusi penjualannya cukup stabil dan memiliki potensi tumbuh mengikuti peningkatan industri di sektor lain, khususnya komoditas.
BERKACA kepada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kendaraan niaga ringan atau kategori pikap mencatatkan penjualan 53.978 unit sepanjang Januari–April 2018. Angka tersebut tumbuh jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 46.480 unit.
Isuzu, brand yang lekat dengan produk ikonik Panther, tahun ini menaruh konsentrasi yang cukup besar pada kendaraan niaga. Meskipun, ini bukan kali pertama terjun di kelas niaga ringan karena sebelumnya ada Panther versi pikap. Isuzu memboyong sebuah produk yang world premiere dikenalkan di Indonesia, yakni Isuzu Traga.
Isuzu mengklaim produk tersebut sebagai produk yang dilahirkan melalui riset yang mendalam. ’’Isuzu Traga merupakan hasil riset mendalam antara Isuzu Corporation dan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) dengan spesifikasi produk yang benarbenar disesuaikan dengan kebutuhan pasar Indonesia,’’ ujar Presiden Direktur PT IAMI Ernando Demily.
Isuzu Traga memfokuskan diferensiasi yang tidak dimiliki pesaingnya. Misalnya, ukuran boks yang lebih besar. Traga memiliki dimensi panjang bak 2.810 mm, lebar bak 1.620 mm, dan cargo space 4,6 meter persegi. Bak itu mampu membawa muatan 60 galon air dalam sekali angkut atau 12 galon lebih banyak jika dibanding dengan kompetitornya. Isuzu pun memercayakan mesin legendaris 4JA1-L berkapasitas 2.500 cc, yang juga dipasang di Isuzu Panther.
Traga akan berkompetisi dengan produk-produk terlaris di kelasnya, yakni Daihatsu Gran Max pikap, Suzuki Carry pikap, dan Mitsubishi L300. Namun, bisa jadi Isuzu memiliki peluang yang baik untuk menarik perhatian market. Sebab, di antara tiga nama kompetitor tersebut, belum ada satu pun yang menunjukkan ancang-ancang pembaruan produk.
Mitsubishi L300, misalnya. PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (PT MMKSI) belum memberikan perubahan signifikan pada produk yang generasi pertamanya lahirnya pada 1981 itu. Wajah L300 hanya mengalami perubahan minor. Perubahan hanya terjadi pada segi kualitas. Misalnya, dulu bermesin bensin, kini menggunakan bahan bakal solar. Atau, dari awalnya berkapasitas 1.600 cc, kini hadir dengan kapasitas 2.500cc.
’’Kami tetap berfokus kepada kualitas kendaraan itu sendiri. Dan, untuk perubahan yang memang dibutuhkan pasar, kami akan proses lebih lanjut lagi. Yang jelas, kami tetap memberikan yang terbaik untuk setiap klien,’’ ujar Director of Sales and Marketing Division PT MMKSI Irwan Kuncoro.
Di samping L300 yang bermain di kelas 2.500 cc, Mitsubishi punya produk andalan lain di kubikasi mesin yang lebih kecil, yakni Mitsubishi Colt T120SS dengan 1.500 cc. Sepanjang 2017 lalu, Mitsubishi Colt T120SS berhasil membukukan penjualan 10.777 unit. Mitsubishi juga mendapatkan kontribusi dari Triton yang mengisi kelas 4 x 4 yang mencatatkan market share 60 persen di kelasnya sepanjang 2017. Irwan menambahkan bahwa penjualan didukung membaiknya sektor tambang, komoditas, dan perkebunan. ’’Penjualan small pickup per bulan bisa mencapai 2.000– 2.100 unit,’’ ujarnya.