Debit Air Waduk Wonorejo Menurun
TULUNGAGUNG – Tahun ini debit Waduk Wonorejo di Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, menurun. Itu terjadi karena intensitas musim hujan rendah. Akibatnya, inflow atau air yang masuk ke waduk berkurang.
Kepala Subdivisi I/3 Perum Jasa Tirta I Fendri Ferdian mengatakan, sudut elevasi saat ini mencapai 180,24 meter di atas permukaan laut (mdpl). Itu berarti masih dalam batas wajar sesuai perencanaan.
Dia mengatakan, penurunan dan kenaikan sudut elevasi biasanya terjadi setiap enam bulan atau satu periode musim hujan dan kemarau. Dengan demikian, untuk menjaga naik turunnya sudut elevasi, ada pola yang sudah ditetapkan tim koordinasi pengolahan sumber daya air (TKPSDA).
’’Berapa jumlah air yang kami keluarkan dan jumlah air yang masuk diharapkan sesuai prediksi dalam pola tersebut,’’ kata Fendri kemarin (17/5).
Meski debit menurun, kebutuhan irigasi dan suplai air baku masih tercukupi dan tergolong aman. Fendri menjelaskan, dengan kondisi tersebut, debit air dikeluarkan atau outflow berkisar 6,4 meter kubik per detik. Namun, bila musim hujan, air yang dikeluarkan bisa mencapai 11,8 meter kubik per detik.
’’Pada setiap akhir periode, tim kami berkomunikasi dengan BMKG untuk mempersiapkan periode berikutnya. Jika prediksi dari BMKG meleset, operasional waduk akan terpengaruh,’’ ujar Fendri.
Dia menambahkan, Waduk Wonorejo beroperasi sejak 2001 dan memiliki luas 3,85 kilometer persegi. Waduk tersebut membendung beberapa aliran sungai. Di antaranya, Sungai Bodeng, Sungai Kaliwangi, dan Sungai Kaliputih.
Selain itu, lanjut dia, waduk tersebut sebagai pengendali banjir, penyuplai kebutuhan air baku, kebutuhan irigasi, serta kebutuhan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
’’Saat musim hujan, fungsi Waduk Wonorejo yang dominan ialah menjadi pengendali banjir. Sedangkan pada musim kemarau, fungsi utamanya adalah kebutuhan irigasi. Waduk Wonorejo mampu menampung 100 juta meter kubik air,’’ terang Fendri.