Jawa Pos

Akses Gading Fajar Makin Ruwet

-

SIDOARJO – Akses masuk kawasan Perumahan Gading Fajar makin dipenuhi pedagang kaki lima (PKL). Pedagang baru pun membuka lapak sembaranga­n. Termasuk di taman dan jalur pejalan kaki (pedestrian).

Dari pengamatan di lokasi kemarin (17/5), mendekati sore, jumlah PKL semakin banyak. Mayoritas berjualan makanan dan minuman. Munarti, misalnya. Warga yang tinggal di Sidokare itu mengatakan baru membuka lapak kemarin. ”Setiap puasa selalu jualan,” ucap penjual lauk-pauk itu.

Kepala Satpol PP Pemkab Sidoarjo Widiyantor­o Basuki mengatakan, para pedagang di Gading Fajar tersebut merupakan warga sekitar perumahan. Mereka muncul saat puasa. ”Setiap tahun kami data. Memang ada pedagang baru,” kata Wiwit, sapaan akrab Widiyantor­o Basuki.

Meski berjualan selama sebulan, lanjut dia, pedagang tetap harus mematuhi aturan. Misalnya, lokasi lapak tidak boleh berada di fasilitas umum (fasum). ’’Tidak boleh menempati jalan, taman, serta jalur pejalan kaki. Kalau ada yang melanggar, kami tertibkan,” tegasnya.

Pemkab sebenarnya sudah memberikan tempat alternatif bagi para pedagang untuk membuka lapak. Yakni, di lahan kosong milik Mahkamah Agung (MA). Tepatnya di depan SMAN 2 Sidoarjo. Sayangnya, areal itu belum difungsika­n dengan optimal.

Menurut Wiwit, petugas bakal memperketa­t penjagaan selama puasa. Di jalan sepanjang Gading Fajar akan ditempatka­n petugas. Penjagaan dimulai pagi hingga malam. Lalu, patroli dilaksanak­an hingga pukul 21.00.

Banyaknya pedagang baru tersebut berpotensi memicu kemacetan. Terutama saat malam. Ketika puasa, kawasan Gading Fajar seolah berubah menjadi areal pasar malam. Arus kendaraan terhambat. Untuk mengantisi­pasi hal itu, Wiwit sudah berkoordin­asi dengan dinas perhubunga­n (dishub) dan kepolisian.

Sementara itu, Kepala Dishub Pemkab Sidoarjo M. Bahrul Amig mengungkap­kan, Jalan Gading Fajar sudah menjadi jalan utama. Akses tersebut menjadi penghubung ke wilayah kota dengan kawasan Candi. Karena itu, pihaknya meminta PKL tidak menggunaka­n jalur tersebut sebagai tempat berjualan. ”Sesuai fungsinya, jalan itu digunakan kendaraan. Bukan berjualan,” paparnya.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? HARUS DITATA: Meski tidak berjualan di bahu jalan Perumahan Gading Fajar, keberadaan PKL tersebut memunculka­n kemacetan. Sebab, banyak pembeli yang memarkir motornya di tepi jalan.
BOY SLAMET/JAWA POS HARUS DITATA: Meski tidak berjualan di bahu jalan Perumahan Gading Fajar, keberadaan PKL tersebut memunculka­n kemacetan. Sebab, banyak pembeli yang memarkir motornya di tepi jalan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia