Risiko Masih Besar
SURABAYA – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK) menyatakan, risiko kerja masih cukup tinggi. Di sisi lain, jumlah pengguna jaminan sosial masih perlu ditingkatkan.
Direktur Pelayanan BPJSTK Krishna Syarif menuturkan, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap risiko pekerjaan belum terlalu tinggi. Masih banyak pemberi kerja atau perusahaan yang belum memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Hanya korporasi besar yang sudah punya perhatian soal itu.
’’Kami bakal agresif lakukan sosialisasi dan bekerja sama dengan pengawas dari Kementerian Ketenagakerjaan agar pemilik proyek terhadap faktor risiko,’’ tuturnya di sela-sela kunjungan kepada korban bom Surabaya di RSAL kemarin (18/5).
Terkait dengan peristiwa bom Surabaya pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5), terdapat empat korban yang merupakan peserta BPJSTK. Mereka diberi jaminan biaya perawatan dan santunan kematian. Mereka adalah Yesaya Bayang yang kini dirawat di RSAL dr Ramelan. Kemudian, ada Siti Mukarimah di RS William Booth dan Sutanto Taniadji di RS Premiere. ’’Korban yang masih dirawat akan dibiayai hingga sembuh,’’ ungkap Krishna.
Di samping itu, terdapat korban tewas bernama Nuchin yang merupakan karyawan toko kue Amanda Brownies Surabaya. Ahli waris Nuchin menerima santunan dari BPJSTK berupa jaminan kematian Rp 24 juta, jaminan hari tua Rp 13 juta, dan beasiswa Rp 12 juta. ’’Jadi, total Rp 49 juta. Selain itu, mendapat manfaat jaminan pensiun Rp 331 ribu per bulan seumur hidup,’’ terangnya.