Korut Tolak Jurnalis Korsel
SEOUL – Sikap Korea Utara (Korut) berubah total. Tidak ada lagi keramahan setelah pertemuan di Panmunjom 27 April lalu. Sikap permusuhan kembali ditunjukkan Korut kepada Korea Selatan (Korsel). Kemarin (18/5) Kementerian Unifikasi Korsel menyatakan bahwa Korut telah menolak beberapa jurnalis yang mereka ajukan untuk menjadi saksi penutupan tempat uji coba nuklir di Punggye-ri.
Jauh hari sebelum hubungan kedua negara kembali memanas, Korut memang menyatakan akan menutup tempat tersebut. Jadwalnya pekan depan. Mereka mengundang jurnalis dari beberapa negara untuk melihat. Tetapi, tampaknya, kini tawaran tersebut dicabut. Ada kemungkinan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un berpikir ulang soal penutupan lokasi uji coba nuklir di Punggye-ri tersebut.
Sikap Korut itu membuat pertemuan dengan Amerika Serikat (AS) di Singapura pada 12 Juni mendatang juga menjadi kian tak pasti. Presiden AS Donald Trump mencoba meyakinkan Jong-un untuk tetap hadir pada pertemuan tersebut. Dia bahkan berjanji bakal melindungi Pyongyang jika pertemuan berjalan baik dan menghasilkan kesepakatan. Presiden ke-45 AS itu juga menegaskan bahwa kesepakatan antara negaranya dan Korsel tidak akan serupa dengan yang pernah mereka lakukan dengan Libya.
’’Dia (Jong-un) akan tetap berada di negaranya. Dia tetap akan menjalankan negaranya. Negaranya bakal menjadi sangat kaya,’’ ujar Trump dalam konferensi pers yang digelar di Oval Office Kamis (17/5) sebagaimana dilansir CNN. Selama ini model kesepakatan yang dilakukan AS dengan Libya dan Iran serupa. Meyerahkan senjata, lalu meneken kesepakatan. Setelah itu, ada reward. Yaitu, berupa pencabutan sanksi.