Sistem Skor Baru Dibahas Malam Ini
SEHARI menjelang perhelatan Thomas-Uber Cup 2018 diadakan BWF Annual General Meeting di Centara Grand & Bangkok Convention Center. Pada pertemuan itu, akan dibahas lagi aturan baru bulu tangkis yang sebagian sudah diujicobakan oleh BWF.
Yang paling krusial adalah pembahasan sistem skor. BWF mengusulkan sistem skor baru, yakni 11 poin kali lima game.
Selama ini menggunakan sistem skor 21 dengan maksimal dipertandingkan tiga game. Bila skor sama kuat 1010, akan dilakukan deuce. Pemain yang unggul dua angka akan menjadi pemenang. Namun, bila skor 14-14, game
berakhir pada skor 15.
Sejak awal Indonesia keberatan terhadap sistem skor baru yang akan diterapkan pada Olimpiade Tokyo 2020 itu. ’’Kami sudah bulat menolak. Dalam annual general meeting besok (malam ini, Red), akan kami sampaikan sikap tersebut,’’ kata Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto saat dihubungi Jawa Pos tadi malam.
PBSI optimistis penolakan itu akan mendapat dukungan dari negara-negara anggota BWF yang lain. Di antaranya, Tiongkok, Malaysia, dan Denmark. Negaranegara tersebut memiliki pengaruh yang kuat di antara anggota yang lain.
Alasannya, waktu dua tahun tidak cukup untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan skor tersebut. Sebab, perubahan sistem skor akan memengaruhi pola dan strategi permainan. Juga berdampak kepada perubahan program latihan. Setiap pemain membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan diri.
Kabidbinpres PP PBSI Susy Susanti mengatakan, saat perubahan sistem skor dari 15 ke 21 saja perlu waktu 4–5 tahun. Publik juga baru saja bisa menikmati permainan dengan sistem skor 21. Kini setelah masyarakat bisa menikmati sistem skor 21 diubah lagi oleh BWF.
Selain sistem skor, Annual General Meeting akan mengevaluasi pemberlakuan aturan servis 115 cm yang sudah diujicobakan sejak dua bulan terakhir. Agenda yang lain adalah pembahasan aturan baru timeout. Setiap pemain mendapat jatah satu kali timeout dalam empat set selama 120 detik. Bila mencapai set kelima, diberi tambahan jatah sekali timeout.