Nasi Kebuli Sate Sumsum
SURABAYA – Banyak sekali ragam kuliner yummy di kawasan Ampel. Namun, yang satu ini jangan sampai lolos dari pilihan. Nasi kebuli Hj Umaiyah dan sate sumsum. Dua kuliner itu bisa didapat di Jalan KH Mas Mansyur.
Cara memasak nasi kebuli dimulai dengan menyangrai bumbu halus bawang merah, bawang putih, jahe, merica, garam, dan ketumbar. Tambahkan kayu manis, cengkih, dan kapulaga. Aduk hingga muncul aroma wangi. Kukus bumbu tersebut bersama nasi setengah matang. Tambahkan santan dan tumis daging kambing. Nasi kebuli siap dihidangkan 30 menit kemudian
Nasi kebuli Hj Umaiyah ada sejak 1970. ’’Saya generasi kedua yang jualan nasi kebuli,’’ ujar Umaiyah.
Harga per porsi sekitar Rp 24 ribu–Rp 37 ribu. Bergantung tambahan lauk yang dipesan. Ada krengsengan kambing atau ayam goreng. Jika mengharapkan kenikmatan paripurna, bisa pilih sate sumsum.
Belinya pas di sebelah warung Hj Umaiyah itu. Namanya warung sate Sikan. Penjualnya Mat Sali dan Agus Ali. Mereka merupakan generasi ketiga. ’’Saya lupa tahun berapa berdirinya. Mungkin mulai 1940-an. Mbah buyut saya yang pertama jual,’’ kata Mat Sali.
Sumsum berasal dari tulang punggung sapi. Sate dibakar dengan sedikit campuran kecap. Saat dibakar, sate harus sering dibolak-balik agar tidak gosong dan punya tekstur yang empuk. ’’Kalau orang Arab di sini nggak suka dicampur kecap dan nggak boleh gosong,’’ kata Agus.
Harganya Rp 34 ribu untuk sepuluh tusuk. Per tusuk ada empat potongan sumsum berukuran 1 x 1 cm. Sate sumsum disajikan dengan bumbu kacang yang gurih, manis, dan pedas jika dicampur sambal. Perpaduan tekstur nasi yang sedikit peroh dan gurihnya santan jadi pasangan yang pas dengan sumsum yang lembut. Begitu dikunyah, sumsum yang gurih itu lumer di mulut. Bumbu kacang dan bawang merah mentah bisa dijadikan alternatif untuk memperkaya rasa. Menu tersebut disarankan disantap setelah Tarawih karena butuh sekitar 30 menit untuk menghilangkan efek kenyangnya.