Bikin Aplikasi Deteksi Problem Siswa
Upaya Dispendik Tangkal Paham Radikal
SURABAYA – Dinas pendidikan (dispendik) sedang merancang aplikasi khusus yang dapat mengetahui kondisi siswa di setiap sekolah. Dengan begitu, permasalahan anak bisa dideteksi lebih dini.
Kepala Dispendik Ikhsan mengungkapkan, aplikasi itu bisa digunakan guru untuk mengetahui siswanya. Apakah ada perilaku menyimpang dan bermasalah. Melalui aplikasi tersebut, guru bisa memberikan laporan langsung ke dispendik. ”Sistemnya terintegrasi dengan dispendik,” terang Ikhsan.
Aplikasi itu tercetus dari arahan langsung Wali Kota Tri Rismaharini. Terutama untuk merespons adanya paham radikal yang menyasar anak sekolah. Ikhsan menyebut, aplikasi itu berguna untuk pelaporan saja. Namun, yang lebih penting adalah upaya guru untuk mendeteksi setiap perubahan perilaku pada siswa. Termasuk memberikan bimbingan khusus kepada anak yang mengalami masalah.
Bukan hanya itu, dispendik juga telah berkoordinasi dengan seluruh sekolah untuk mengaktifkan peran guru. Khususnya mengecek siswanya ketika satu atau dua hari tidak masuk kelas tanpa keterangan. Melalui home visit, guru akan mengetahui kondisi keluarga siswa secara langsung. ”Termasuk jika menemukan halhal mencurigakan dan sudah tidak bisa ditangani guru bisa lapor ke dispendik,” terangnya.
Saat ini, Ikhsan memastikan seluruh kurikulum di sekolah Surabaya, baik negeri maupun swasta, tidak mengalami masalah. Secara materi, kurikulum nasional yang diberlakukan sudah baik. Termasuk untuk menumbuhkan sikap kebangsaan kepada siswa.
Ikhsan menekankan, untuk Surabaya, dispendik akan lebih memperkuat muatan lokal yang sudah berjalan. Misalnya soal kelas veteran, sekolah kebangsaan, dan kegiatan outing class dengan mengunjungi situs-situs kepahlawanan.
Selain mengandalkan peran guru, untuk mengetahui siswa SD yang mengalami masalah, para psikolog dilibatkan. Dispendik sudah bekerja sama dengan Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI).