Pegawai Kecamatan Diharuskan Siaga 24 Jam
Pelayanan Tetap Buka seperti Biasa
SURABAYA – Kecamatan Simokerto membuat skema pengamanan baru di kantornya. Seluruh pegawai kebagian tugas menjaga kantor selama 24 jam. Mereka dibagi dalam tiga sif. Meski begitu, pelayanan buka seperti biasa.
Skema pengamanan tersebut dilakukan sebagai bentuk antisipasi pascabom bunuh diri di Surabaya. Camat Simokerto Nono Indriyono menjelaskan, upaya memperketat penjagaan didasarkan pada instruksi wali kota. Menurut dia, semua pegawai kecamatan telah dikumpulkan untuk diajak berunding.
’’Ada 30 pegawai di kantor. Berdasar kesepakatan, mereka dibagi tiga sif,’’ kata Nono. Menurut dia, setiap staf bertugas selama delapan jam. Sif satu stand by mulai pukul 07.30. Seluruh pegawai kecamatan juga mendapat tugas tambahan. Mereka tidak hanya mengerjakan tugas keseharian. Para staf diminta lebih aktif mengawasi setiap orang yang datang. Jika ada yang mencurigakan, mereka harus segera melapor.
Meski dibagi menjadi tiga sif, Nono memastikan pelayanan tetap berjalan seperti biasa. Yakni, pukul 07.30–15.00. Sebab, jam kerja staf di bagian vital tidak diubah. ’’Laki-laki diberi tugas pada sif malam,’’ ungkap Nono.
Dia menjelaskan, berbagai upaya diterapkan untuk menangkal aksi kejahatan. Termasuk menghidupkan tim pantau wilayah (TPW). Di Kecamatan Simokerto, TPW baru setahun dibentuk. Anggotanya berasal dari perwakilan kelurahan. Selain menjaga keamanan, TPW membantu masyarakat mengurus keperluan administrasi kependudukan.
Upaya lainnya, pihak kecamatan telah menginstruksikan untuk menghidupkan siskamling. Sebanyak 84 RW harus mengadakan penjagaan malam. Pengurus RW diminta memantau tempattempat ibadah.
Aksi terorisme terus mendorong masyarakat untuk meningkatkan kesiagaan. Selain berjaga malam, ada pengurus RT/RW yang memasang CCTV. Kamera dipasang berdasar gotong royong masyarakat. ’’Sebenarnya kami sudah memiliki satu kamera. Namun, coba ditambah lagi supaya aman,’’ kata Ketua RT 3 RW 4 Kelurahan Tembok Dukuh Muhammad Suudi.
Dia menuturkan, CCTV disebar di sepanjang jalan kawasan RT. Selain pagar depan, kamera dipasang di sudut rumah warga. Suudi mengatakan, kejadian bom bunuh diri membuat warga- nya lebih berhati-hati. Pengurus RT telah berinisiatif melakukan operasi yustisi. Ada pendataan terhadap setiap warga pendatang. Pengawasan ketat dilangsungkan di rumah kos. Pasca kejadian bom bunuh diri, identitas seluruh penghuni dicek. Jika tidak mengantongi KTP, mereka diminta menyerahkan surat keterangan dari kampung asalnya.