Jawa Pos

Mal Mulai Normal Lagi

Karena Peristiwa Bom, Merugi Rp 66 Miliar

-

SURABAYA – Usaha mal dan restoran sangat terdampak aksi bom bunuh diri pada Minggu (13/5) dan Senin lalu (14/5). Jumlah pengunjung merosot. Akibatnya, kerugian besar dirasakan para pengusaha. Mereka berusaha mengembali­kan kondisi dengan berbagai macam event.

Hal tersebut disampaika­n Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Jawa Timur Sutandi Purnomosid­i dalam jumpa pers kemarin (18/5). ”Mei ini kami sebenarnya punya banyak event

untuk perayaan hari ulang tahun Surabaya,” ujarnya. Salah satu event

untuk mendongkra­k belanja masyarakat adalah Surabaya Shopping Festival (SSF).

Pihaknya menargetka­n penjualan dalam satu bulan ini mencapai Rp 5 triliun. Namun, pencapaian target itu terganggu dengan kejadian bom di beberapa titik di Surabaya. ”Dua hari itu memang langsung turun drastis,” lanjutnya. Berdasar hasil penghitung­an, kerugian dalam dua hari itu Rp 66 miliar. Lalu lintas pengunjung di mal diperkirak­an hanya 20 persen.

Meski begitu, pengusaha mal yang tergabung dalam APPBI berusaha bangkit. Mereka mengembali­kan kondisi seperti semula. Berbagai macam event

dan penawaran dilakukan demi menarik pengunjung ke mal lagi. Antusiasme masyarakat untuk belanja kian ditingkatk­an.

Mereka kompak meningkatk­an pengamanan di seluruh sisi mal dan retoran hingga saat ini. Jumlah petugas keamanan ditambah. Petugas memeriksa setiap pengunjung yang akan masuk ke pusat perbelanja­an.

Selain itu, berbagai macam acara diselengga­rakan untuk menarik pengunjung kembali ke mal. Misalnya di Tunjungan Plaza (TP). Ada pertunjuka­n Sylvanian Families yang berlangsun­g hingga 27 Mei mendatang. Adapun Pakuwon Mall memiliki Urban and Sport. ”Kami antisipasi dobel,” tegasnya.

Usaha itu membuahkan hasil. Okupansi mal mengalami peningkata­n. Hingga kemarin (Kamis, red), jumlah pengunjung mal mencapai rata-rata 80 persen. ”Memang belum mencapai 100 persen seperti kondisi awal. Tapi, recovery sudah mencapai 80 persen,” terang direktur pemasaran PT Pakuwon Jati Tbk itu. Kondisi tersebut secara merata dialami semua mal. ”Semua mengalami sama,” ujarnya. Sutandi dkk berharap angka peningkata­n itu kembali normal.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran (Apkrindo) Jawa Timur Tjahjono Haryono menambahka­n, kerugian juga dirasakan pihaknya sebagai pengusaha di bidang makanan. ”Kunjungan pada Minggu dan Senin itu hanya 10–20 persen,” ujar Tjahjono. Sebaliknya, pertumbuha­n kunjungan driver ojek online semakin meningkat. Hal tersebut menunjukka­n bahwa masyarakat takut untuk pergi ke luar rumah. Mereka lebih memilih order makanan untuk dikonsumsi di rumah.

”Tapi, tetap saja kunjungan jasa pesan antar itu tidak bisa mengimbang­i kerugian,” jelasnya. Tjahjono sempat melakukan riset di beberapa kafe dan restoran di Surabaya. Dia menceritak­an, ada satu grup pengusaha makanan yang mengalami kerugian sebesar Rp 2 miliar dalam dua hari.

 ?? BRIANIKA IRAWATI/JAWA POS ?? DUDUK BERSAMA: Dari kiri, Wakil Ketua Apkrindo Jatim Steven Tjan, Ketua Apkrindo Jawa Timur Tjahjono Haryono, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Jawa Timur Sutandi Purnomosid­i, dan Sekretaris APPBI Jawa Timur Jaya Saputro.
BRIANIKA IRAWATI/JAWA POS DUDUK BERSAMA: Dari kiri, Wakil Ketua Apkrindo Jatim Steven Tjan, Ketua Apkrindo Jawa Timur Tjahjono Haryono, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Jawa Timur Sutandi Purnomosid­i, dan Sekretaris APPBI Jawa Timur Jaya Saputro.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia