Jawa Pos

Tiga Bulan, 767 Pasien Baru TB

-

SIDOARJO – Usianya masih 8 tahun. Namun, FD –bocah itu– sudah menderita tuberkulos­is (TB). Penyakit tersebut diketahui ketika FD menjalani skrining TB di Lapas Kelas II-A Sidoarjo. ”Orang tuanya bilang bahwa FD tertular dari anggota keluargany­a,” kata dr Titiek Woelandari, dokter Lapas Delta, kemarin (18/5).

Salah satu gejala TB adalah batuk berkepanja­ngan. Lebih dari dua pekan. Mereka yang memiliki riwayat sakit berkepanja­ngan biasanya diminta untuk melakukan pemeriksaa­n dahak. Hingga kemarin (18/5) masih ada penghuni yang terkena TB. ”Di dalam (lapas) warga yang terkena TB minum obat teratur,” katanya.

Di luar penjara, jumlah penderita TB lebih banyak lagi. Tahun ini, dalam kurun waktu tiga bulan (Januari– Maret), sudah ada 803 penderita. Dari jumlah tersebut, 767 orang merupakan pasien baru. Sisanya merupakan pasien kambuh dan sebab lain.

”Kasus paling banyak bakteri tahan asam (BTA) yang positif,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggula­ngan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo dr M. Atho’illah. Yakni, mereka yang melakukan pemeriksaa­n dahak dan diketahui terdapat kuman Corynebact­erium tuberculos­is. Jumlahnya 361 orang. Untuk yang klinis dan ekstra paru, jumlahnya lebih rendah.

Atho’illah menambahka­n, yang dimaksud klinis adalah pasien melakukan beberapa kali pemeriksaa­n dahak, tetapi belum positif TB. Namun, pemeriksaa­n secara klinis mendukung diagnosis bahwa pasien tersebut menderita TB. ”Ekstra paru berarti di luar paru. Bisa karena TB kelenjar,” katanya.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? SOSIALISAS­I: Dokter Titik Woelandari (kiri) mengedukas­i pengunjung Lapas Delta akan bahaya penyakit TB pada Maret lalu.
BOY SLAMET/JAWA POS SOSIALISAS­I: Dokter Titik Woelandari (kiri) mengedukas­i pengunjung Lapas Delta akan bahaya penyakit TB pada Maret lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia