23 Tahun Setia Menjaga GPPS

Selain keluarga, perwakilan dari GPPS Surabaya hadir. Pendeta Sewie Elia Huang menyebutkan bahwa Giri merupakan petugas sekuriti senior di GPPS. ”Dia ini orang yang loyal terhadap pekerjaan. Semua tugas dilaksanakan dengan baik,’’ tutur Ketum Sinoda GPPS Jemaat Sawahan tersebut. Menurut dia, Giri merupakan satu di antara tiga orang yang tertabrak saat menghalangi mobil Dita Oepriarto. Berkat mereka, bom meledak tepat di depan pintu gereja. Jika tidak ada mereka, mobil pasti melesat masuk ke dalam gereja sehingga timbul lebih banyak korban.

Giri dimakamkan di TPU Gunungsari kemarin (19/5). Suriyati mengatakan sebelumnya pernah meminta Giri pindah kerja. Namun, pria 48 tahun itu menolak. Alasannya sudah nyaman.

Menurut Suriyati, meskipun suaminya seorang muslim, dia sangat menyayangi jemaat gereja itu. Giri bekerja di gereja tersebut sejak sebelum menikah, tepatnya 23 tahun lalu.

Tak mudah bagi Suriyati ber- cerita tentang suaminya. Ditemui di rumahnya daerah Pulosari, setelah pemakaman Suriyati berapa kali pingsan. Putra semata wayang Giri, Marvel Putra Hasinta Casa, 20, menuturkan, keadaan ayahnya memang sempat membaik. Namun, kondisinya kembali drop dan akhirnya meninggal.

Giri yang merupakan anak bungsu tiga saudara itu dikenal sebagai sosok yang baik dan berhati lembut. Marvel mengatakan, ayahnya itu merupakan panutan bagi dirinya. ’’Meskipun ayah saya pendiam, beliau sangat perhatian kepada keluarga,’’ ujarnya.

Marvel bercerita, pada saat musibah, yang mengetahui kali pertama adalah mamanya. Dia menuturkan, Suriyati ditelepon pihak GPPS. Sekitar pukul 12.00 Suriyati bersama Marvel mendatangi RSUD dr Soetomo. Dua jam kemudian, mereka baru bisa melihat Giri. ”Nggak tega,” ujar Marvel.

Berdasar keterangan dokter, Giri menderita luka bakar 80 persen. Marvel dan Suriyati menjaga Giri secara bergantian. Meski berat, mereka sudah mengikhlaskan. ’’Saya tetap maafkan meskipun itu tindakan sangat biadab,’’ ucap Marvel.