Mengurai Macet, Mendongkrak Kunjungan Wisata
Tol Gempol–Pandaan (Gempan) merupakan bagian dari jaringan tol yang menghubungkan Surabaya–Malang. Fungsinya akan semakin maksimal setelah ruas Pandaan–Malang beroperasi.
DIRESMIKAN Presiden Joko Widodo pada 12 Juni 2015, tol Gempan langsung menjadi pilihan alternatif masyarakat. Lalu lintas selalu ramai. Jalan bebas hambatan sepanjang 13,61 kilometer itu menjadi solusi atas kemacetan akut di jalan arteri nasional Surabaya–Malang.
Direktur Utama (Dirut) PT Jasamarga Pandaan Tol Sari Purnawarman menuturkan, transaksi kendaraan yang melintasi tol Gempan menunjukkan tren positif. ’’Makin banyak yang minat lewat tol,” kata Sari kepada Jawa Pos.
Pada hari biasa, transaksi satu arah rata-rata sebanyak 9 ribu kendaraan per hari. Jika dua arah Gempol–Pandaan, transaksi bisa mencapai 15 ribu kendaraan.
Saat long weekend, jumlahnya pun melonjak. Termasuk saat arus mudik Lebaran. Untuk satu arah saja, jumlahnya bisa mencapai 15 ribu– 16 ribu kendaraan per hari.
Tingginya angka pengguna tol itu berdampak pada meningkatnya kunjungan wisata. Maklum, ruas yang dikelola PT Jasamarga Pandaan Tol tersebut merupakan jalur utama wisata di Jatim. Selain di Malang dan Batu, destinasi wisata bertebaran di daerah Pandaan dan sekitarnya. Sebut saja Tretes dan Trawas. Hampir tiap hari area wisata di wilayah pegunungan itu selalu ramai pengunjung.
Sari pun optimistis pengguna tol Gempol–Pandaan bakal terus tumbuh. Terutama jika sudah tersambung dengan ruas tol Pandaan–Malang yang ditargetkan tuntas akhir 2018. Kondisi itu akan menciptakan pertumbuhan ekonomi baru di kawasan sekitar. ’’Pastinya, jumlah transaksi bisa dua sampai tiga kali lipat. Banyak yang beralih ke tol,” ujarnya.
Tol Gempol–Pandaan menjadi salah satu ruas yang melayani arus mudik Lebaran 2018. Pengguna tol akan dimanjakan dengan pemandangan yang menarik. Konstruksi jalannya berkelok-kelok. Naik-turun. Itu terjadi karena konturnya adalah tanah pegunungan. Seperti halnya Pandaan–Malang, pegunungan Arjuno–Welirang–Penanggungan juga terlihat menyembul dari ruas tol Gempan.
Namun, pengendara tetap harus waspada. Terutama saat melintasi tebing Randupitu di Km 52. Sebab, tebing setinggi kurang lebih 15 meter di Desa Randupitu, Kecamatan Beji, itu longsor. Akibatnya, terjadi penyempitan jalan sepanjang 60 meter. Tanah tebing yang longsor menutupi satu lajur di sisi timur atau arah Gempol–Pandaan. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan penumpukan kendaraan ke arah gerbang Pandaan.
Terkait dengan kondisi tersebut, Manager Traffic PT Jasamarga Pandaan Tol Sumantri mengatakan sudah melakukan penanganan. Saat ini pihaknya masih melakukan perbaikan di sisi tebing Randupitu. Itu dilakukan dengan sistem bore pile. Yakni, semacam pagar beton yang dipasang di sepanjang tebing yang longsor. Pekerjaan tersebut ditargetkan tuntas sebelum mulai masa angkutan mudik Lebaran 2018. ’’Pokoknya sebelum arus mudik, perbaikan sudah selesai,” tegas Sumantri.
Dia meminta pengendara tidak risau. Bahkan, Sumantri optimistis tidak akan terjadi penumpukan pada akses tersebut. Sebab, penyempitan bakal terus dikontrol. Baik oleh satuan polisi patroli jalan raya (PJR) maupun patroli layanan jalan tol PT Jasamarga Pandaan Tol. ’’Komponen peralatan kami sudah siap. Mobil derek, ambulans, hingga petugas patroli selalu siap,’’ terangnya.
Di luar itu, pada tol Gempol–Pandaan juga masih berlangsung proses konstruksi sepanjang 1,56 kilometer. Menghubungkan Pandaan–Malang yang kini dalam proses konstruksi. Pekerjaan tersebut ditargetkan tuntas pada 4 Juni mendatang. Dengan demikian, pada H-10 Lebaran ruas itu sudah bisa difungsikan bersamaan dengan konstruksi tol Pandaan–Malang ruas Pandaan–Purwodadi.