Antisipasi Rest Area Jadi Biang Kemacetan
JAKARTA – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengingatkan agar rest area yang dimaksudkan untuk kenyamanan para pemudik tidak memicu kemacetan di jalan tol. Apalagi, saat ini lalu lintas jalan tol semakin ramai dengan tersambungnya ruas trans-Jawa.
Ketua Harian YLKI Tulus Abadi menyatakan, sangat mungkin kemacetan di jalan tol akan lebih parah jika dibandingkan dengan kemacetan saat mudik Lebaran tahun lalu. Pemudik akan bereuforia menggunakan jalan tol trans-Jawa sebagai jalur utama.
’’Apalagi diberi diskon tarif tol. Selain membeludaknya volume traffic, kemacetan lalu lintas di jalan tol dipicu keberadaan rest area,’’ katanya kemarin (20/5).
Menurut dia, diperlukan manajemen lalu lintas yang lebih cerdas dan kreatif di rest area. Karena itulah, perlu dilakukan audit kemampuan pelayanan rest area. Menurut Tulus, beberapa hal yang perlu diaudit adalah akses air bersih yang cukup untuk toilet. Khususnya toilet umum untuk perempuan.
Jasa Marga dan Kementerian PUPR harus memastikan tidak ada antrean mengular di toilet perempuan. ’’Mungkin perlu toilet portabel untuk memangkas antrean itu,’’ katanya.
Panjang maksimum antrean di toilet perempuan seharusnya tidak lebih dari lima orang. Antrean panjang itulah yang memicu pemudik lebih lama berada di rest area.
Kondisi toilet juga harus bersih dengan seorang petugas jaga yang jelas. Pastikan juga apakah toilet tersebut gratis atau berbayar. ’’Konsumen perlu informasi yang jelas dan konsisten terkait hal itu. Jangan dinyatakan toilet gratis, tapi petugasnya minta uang,’’ ujar Tulus.
Selain toilet, antrean kerap terjadi di musala. Jika perlu, harus disediakan musala tambahan. Sebab, antrean salat juga memicu kepadatan traffic di rest area dan akhirnya menimbulkan kemacetan.
Yang juga harus ditekan seminimal-minimalnya adalah antrean BBM di SPBU rest area. ’’Ekor antrean di SPBU biasanya bikin macet hingga badan jalan tol,’’ ungkapnya.