Jawa Pos

Janji Tak Naikkan Tarif PDAM

Kejar Pendapatan, Minimalkan Kebocoran Air

-

SURABAYA – Isu kenaikan tarif air PDAM Surya Sembada muncul sejak dua tahun lalu. Perusahaan pelat merah itu ingin menaikkan tarif yang tidak berubah sejak 2006. Namun, rencana tersebut tak terdengar lagi setelah pergantian jajaran direksi.

Dirut PDAM Surabaya Mujiaman Sukirno dan dua direktur bidang lainnya dilantik sejak tahun lalu. Dia memastikan kenaikan tarif untuk saat ini tidak diperlukan. Sebab, untuk menambalny­a, PDAM masih bisa mengejar pendapatan dari kebocoran air. Besarnya potensi pendapatan yang raib per bulan mencapai Rp 25 miliar. ”Belum ada niat untuk menaikkan. Kami fokus itu dulu,” jelas Mujiaman.

Pendapatan PDAM sempat menurun pada awal 2018. Pendapatan rata-rata PDAM pada 2017 sejak dia masuk adalah Rp 53 miliar. Namun, pada Oktober, pendapatan itu naik menjadi Rp 59,4 miliar. Pada pergantian tahun, terjadi penurunan, tetapi tidak banyak.

Setelah ditelusuri, salah satu penyebab merosotnya pendapatan adalah tingkat kebocoran air. Sebagian besar kebocoran itu terjadi karena rusaknya meteran air. Alhasil, pemakaian air tidak dicatat secara akurat. Ada dugaan hal tersebut dilakukan secara sengaja oleh oknum PDAM.

Seluruh manajer dan direktur bidang sempat diminta terjun ke lapangan bulan lalu. Mereka diminta melihat kondisi meteran air, terutama meteran industri. Sebab, ada 3.000 pelanggan industri yang pemakaian airnya tidak tercatat. Mereka adalah pelanggan premium PDAM dengan tarif termahal. Di kawasan industri di Rungkut saja kebocoran mencapai 53 persen.

PDAM pun langsung mengganti meteran air yang bermasalah. Setelah dihitung secara akurat, pendapatan PDAM Mei ini mencapai Rp 62 miliar. Itu meningkat daripada April yang hanya Rp 58,1 miliar.

Jika tingkat kehilangan air itu bisa ditekan, pendapatan PDAM bisa saja mencapai Rp 80 miliar. Dengan begitu, kenaikan tarif tidak diperlukan. Saat ini PDAM telah melakukan lelang pengadaan automatic meter reading (AMR) senilai Rp 20 miliar untuk mengatasi tingkat kebocoran itu. Meteran air pelanggan nanti tidak dicatat secara manual. Jumlah pemakaian air bakal tercatat secara otomatis melalui internet.

Anggota Komisi B DPRD Surabaya Achmad Zakaria mengapresi­asi komitmen PDAM untuk tidak menaikkan tarif. Namun, dia meminta pelayanan PDAM harus ditingkatk­an. Belakangan ini dia mendapat banyak keluhan dari warga bahwa air di Kecamatan Wonocolo keruh. ”Ini PR berat. Tapi, perlu diperhatik­an juga,” jelas anggota Fraksi PKS tersebut.

Dia juga meminta tingkat kehilangan air PDAM yang mencapai 33 persen bisa ditekan. Menurut dia, idealnya kehilangan air harus di bawah 30 persen. Bila sukses menekan hingga di bawah 20 persen, kinerja perusahaan pelat merah itu bisa dibilang jempolan.

Menurut dia, pengadaan AMR perlu diperbanya­k. Agar terwujud, kebijakan tersebut sebaiknya disampaika­n kepada wali kota. Sebab, selama ini pembelian AMR sempat dipertanya­kan oleh jajaran pejabat PDAM. ”Jika wali kota sudah bilang oke, yang lain mau bilang apa?” jelasnya.

Alumnus SMAN 5 Surabaya itu menegaskan bahwa PDAM masih mampu mengatasi pembelian peralatan tersebut. Karena itu, penyertaan modal dari APBD tidak diperlukan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia