Bertahan karena Komitmen dengan Lee Chong Wei
Wawancara dengan Hendrawan, Head Coach Tim Bulu Tangkis Malaysia
Hampir sembilan tahun Hendrawan menjadi pelatih di Malaysia. Banyak faktor yang membuat juara dunia 2001 itu bertahan di negeri jiran.
Mengapa betah sekali?
Saya hampir 9 tahun. Istri dan anak-anak sudah lebih dari 7 tahun. Saya bertahan pertama karena anakanak (Josephine Sevilla Anggriwan, 17, dan Alexander Thomas Anggriawan, 16). Mereka sudah SMA di sini. Sebentar lagi lulus. Ya, menunggu mereka selesai dulu. Selain itu, saya sudah berjanji dengan Chong Wei (pemain Malaysia Lee Chong Wei, Red) untuk menemani dia sampai retired.
Sampai kapan itu kira-kira? Apa kendalanya?
Di Malaysia, Chong Wei terlalu besar. Dia menutupi kekurangan yang lain. Pemain lain bergantung kepada Chong Wei. Mungkin kalau Chong Wei pensiun akan bisa lepas dari zona nyaman. Pemain generasi sekarang rata-rata dari keluarga berkecukupan. Berbeda dengan Chog Wei dari latar belakang yang kurang mampu. Itu memengaruhi motivasi, semangat, tanggung jawab, dan disiplin.
Bagaimana pembinaan bulu tangkis di Malaysia?
Di Malaysia sistemnya berbeda. Nilai plusnya, pemerintah mendukung soal dana dan teknologi. Terutama sport science. Kekurangannya, di Malaysia tidak banyak klub bulu tangkis. Jadi, hanya mengandalkan pembinaan dari asosiasi di daerah. Kalau di Indonesia kan banyak klub besar maupun kecil. Sirnas (sirkuit nasional) di Indonesia juga banyak. Di Malaysia yang level senior hanya sekali dalam setahun.
Apa rencana bila nanti pulang ke Indonesia?
Badminton adalah bagian dari kehidupan saya. Tidak tahu ke depan seperti apa. Mungkin suatu saat ditawari jadi binpres (Kabidbinpres PP PBSI, Red), ya saya mau mencoba. Tapi, itu masih nanti. Kalau ditawari pulang, ya paling melatih tunggal putra atau tunggal putri.