Bahagia Rambutnya Basah Lagi oleh Telaga Ngipik
Galuh Mutiara Maulidina, Berlatih Kembali setelah Tiga Bulan Jalani Rehabilitasi Cedera
Sabtu lalu (26/5) bisa jadi hari yang penting bagi peski air Jatim Galuh Mutiara Maulidina. Itu adalah hari pertama atlet 19 tahun tersebut ’’menyentuh’’ air setelah tiga bulan harus beristirahat total karena cedera.
KERINDUAN Muti, panggilan akrab Galuh Mutiara Maulidina, bermain wakeboard akhirnya terobati. Genap tiga bulan sudah dia menjauh dari air karena harus menjalani rehabilitasi akibat cedera pada bahu kanannya. Bahkan, selama tiga bulan dia sengaja tak pernah melintasi area Telaga Ngipik, Gresik, tempatnya biasa berlatih.
’’Rasanya kagok karena sudah lama nggak main. Tapi amazing, rambutku akhirnya basah lagi,’’ ucap Muti bahagia sambil mengacak-acak rambut basahnya.
Begitulah kesan pertama yang diucapkan Muti setelah menyelesaikan sesi bermain wakeboard. Mulanya, tim dokter yang menangani cederanya belum memberi lampu hijau untuk Muti kembali ke air. Tetapi, setelah berdiskusi dengan Russel Mathanda, konsultan olahraga KONI Jatim, yang menangani rehabilitasinya, Muti mantap untuk bermain wakeboard lagi. ’’Aku bilang ke Russel mau mencoba. Seharusnya sudah sejak dua minggu lalu, biar tahu mana yang masih sakit,’’ kata gadis asal Gresik itu.
Muti mengalami cedera saat bermain wakeboard pada babak penyisihan di Kejuaraan Nasional Water Ski, Wakeboard, and Wakesurf di Danau Sunter, Jakarta, pada 21 Februari lalu. Atlet yang pernah menyumbang medali perak pada SEA Games 2017 di Malaysia itu mengalami sublukasi sendi bahu atau yang biasa disebut dislokasi sebagian. Muti mengalami cedera karena salah mendarat setelah aksi salto ketika bermain di nomor andalannya, yaitu wakeboard.
Muti bercerita, saat itu dirinya tak melihat ada ombak yang datang ketika akan melakukan pendaratan. Akibatnya, papan ski miliknya tersangkut ombak dan badannya terpelanting. Tangan Muti terseret boat karena terlambat melepas tali handel. ’’Aku ingat ada bunyi krek di bahu kanan. Sempat mikir
kalau tulangnya patah,’’ kenang Muti.
Muti terpaksa mengulang aksinya di babak penyisihan supaya bisa masuk final. Meski harus menahan rasa sakit di bahu kanannya, dia tetap bermain wakeboard. Dia segera mendapat pertolongan pertama begitu menginjak darat. Keesokan harinya, bahu kanannya direposisi oleh masase KONI Jatim yang didatangkan langsung dari Surabaya.
Gadis yang kini mengambil kuliah di jurusan hukum Universitas Surabaya itu tak memiliki waktu lama untuk memulihkan diri. Sebab, final wakeboard
dilaksanakan siang itu juga. Meski berhasil mendapat podium kedua, Muti mengalami dislokasi dan harus direposisi lagi.
Setelah itu, Muti masih harus turun di nomor wakesurf. Untung, dia berhasil membawa pulang medali emas dan satu perak kala itu. Sepulang dari kejurnas, dia pergi ke dokter untuk menangani cedera yang dialami. Hasilnya, dokter mendiagnosis bahwa posisi jatuh saat pendaratan itu mengakibatkan bahunya mengalami strain, yaitu robekan pada tendon yang disebabkan gerakan tibatiba dan melebihi batas ruang gerak sendi. Tak ingin menjalani operasi, Muti memilih untuk rehabilitasi.
’’Rehabilitasi ini atas dasar kemauan diri sendiri. Kalau nggak berarti nggak mau sembuh. Aku menjalani rehabilitasi ultrasound dan rehabilitasi bersama Russel,’’ kata Muti.
Harus menjalani rehabilitasi selama empat bulan penuh, Muti pasang target Juli nanti bisa turun untuk mengembalikan feel bermain wakeboard-nya. Biasanya, puslatda ski air Jatim selalu mendatangkan pelatih asal Thailand pada bulan itu.