Kebangkitan Sapi di Atas Es
PARIS – Juara grand slam empat kali Maria Sharapova sukses membabat unggulan keenam Karolina Pliskova pada babak ketiga Prancis Terbuka tadi malam. Hasil tersebut membuka peluang pertemuan Sharapova dengan Serena William pada babak 16 besar.
Masha –panggilan Sharapova– tampil superior di hadapan Pliskova. Dua set diselesaikan secara mudah dengan kedudukan 6-2, 6-1. Padahal, musim lalu Pliskova adalah semifinalis Prancis Terbuka.
Sharapova tampil kali pertama di Roland Garros sejak 2015. Setelah melakoni masa hukumannya gara-gara doping, petenis 31 tahun tersebut ditolak tampil sebagai wildcard pada turnamen tanah liat paling elite dunia itu tahun lalu. ’’Ini adalah pertandingan yang harus saya menangkan. Saya ingin tampil bagus dan membuka peluang bagi saya sendiri,’’ kata Sharapova.
Sharapova berjuang keras untuk bisa menjadi master di lapangan tanah liat. Satu dekade silam dia menyebut diri sendiri ’’sapi di atas es’’ saat harus bertarung di lapangan berkarakter licin tersebut. Tetapi, setelah berproses, justru di lapangan itulah Masha menjadi ratu. Hingga kini, dia meraih dua gelar pada salah satu di antara empat turnamen paling utama dunia tersebut. Sementara itu, Serena Williams juga baru bermain pada ajang grand slam kali pertama di Prancis Terbuka tahun ini. Itu setelah dia mengandung anak pertama dan kemudian melahirkan. Serena baru melakoni laga di babak ketiga tadi malam. Dia menghadapi unggulan kesebelas asal Jerman Julia Goerges. Jika dia menang, pertemuan Masha dengan Serena bakal terwujud. Serena sudah tiga kali menjuarai Paris Terbuka.
’’Saya rasa setiap menghadapi Serena, siapa pun akan tahu siapa yang sedang dihadapi. Tapi, saya selalu ingin berada di lapangan menghadapi petenispetenis terbaik,’’ tandas Sharapova. Dalam biografinya, Sharapova menyebut Williams adalah rival terbesar dan tidak mungkin bisa berteman selama keduanya masih aktif.