90 Persen Waktu buat Mengabdi
Nama Prof Setyo Budi populer sebagai rektor Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG). Istrinya, Prof Andriyani Eko Prihatiningrum, dikenal sebagai akademikus penting di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Keluarga mereka lekat dengan studi.
KESADARAN akan pentingnya ilmu tumbuh dari perjalanan waktu. Setyo Budi masih ingat betul. Masa kecilnya hampir habis di sawah. Orang tuanya melarang Setyo Budi kecil masuk sekolah jika tanaman di sawah rusak. Dimakan babi atau tikus. Kadang sekolah, kadang tidak.
”Jadi, saya ini betul-betul anak singkong,” kata Prof Budi kepada Jawa Pos yang bertandang ke rumahnya di bilangan GKB pada Sabtu (2/6). Setyo Budi kecil tidak pasrah. Tekadnya semakin kuat.
Dia ingin studi sekolah setinggi-tingginya. Lelaki kelahiran Pacet, Mojokerto, tersebut akhirnya meraih gelar profesor pada 2002. Saat itu dia menjabat wakil rektor IV sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya. Dia juga menjabat komisaris PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI).
Setyo Budi tidak mau sukses sendiri. Dia bertekad istri dan anak-anaknya juga harus berhasil dalam pendidikan. Sejak awal menikah pada 1986, Setyo Budi selalu mendukung sang istri, Andriyani Eko Prihatinintgrum, bisa menyamai dirinya.
Meraih prestasi akademik yang tinggi. Andriyani pun berhasil meraih gelar profesor pada 2012. Itulah komitmen bersama sejak menikah.
Pendidikan adalah prioritas. Perjalanan tidak ringan. Demi menyukseskan studi sang istri, Setyo Budi pontang-panting.
Keuangan sangat terbatas. Dasawarsa 1980-an hingga 1990-an menjadi periode yang terjal. ’’Tahun-tahun itu kami rasakan sangat berat,” tuturnya.
Kala itu dia masih dosen PNS. Setyo Budi
mengaku hanya mengandalkan gaji Rp 100 ribu. Keuangan seret, sedangkan istrinya belum bekerja. Mereka tetap bertekad merah cita-cita dalam akademik. Entah bagaimana Tuhan turun tangan.
Pertolongan selalu datang. Saat Setyo Budi lulus S-3 pada 1995, istrinya lulus S-2. Memang tidak bareng. Namun, mereka ingin selalu seiring sejalan dalam studi. Mereka sama-sama bergelar doktor pada 1998. ’’Rasanya lega,” kata pria 65 tahun tersebut. Semakin lega saat Andriyani juga meraih gelar profesor pada 2012.
Setelah itu apa? Prof Budi dan Prof Andriyani istiqamah menguatkan tekad membangun keluarga di atas fondasi ilmu. Ya ilmu dunia ya ilmu akhirat. Salah satu caranya adalah mencapai jenjang pendidikan formal setinggi-tingginya.
Dua anak mereka sudah menjadi dokter. Yaitu, dr Nugroho Eko Wirawan Budianto, 32, dan dr Nugrahadi Dwi Pasca Budiono, 29. Si sulung dr Nugroho sudah meraih gelar S-2. Adapun sang adik tengah menuntaskan studi magisternya.
Mereka juga sudah hidup mandiri. Sama-sama mendirikan klinik kesehatan di Sidoarjo. Apa yang ingin mereka capai dengan studi tinggi itu? ’’Harus digarisbawahi. Niatnya adalah mencari ilmu. Bukan mencari kaya. Kalaupun bisa kaya, itu karena ilmu,” imbuh Prof Budi yang juga guru besar agrobioteknologi itu.
Harus digarisbawahi. Niatnya mencari ilmu. Bukan mencari kaya. Kalaupun bisa kaya, itu karena ilmu.”
PROF SETYO BUDI Rektor UMG