Pemkot Bangun Jembatan Joyoboyo
Memakan Biaya Rp 65 Miliar
SURABAYA – Pemkot berencana membangun Jembatan Joyoboyo pada 2019–2020. Pembangunan jembatan tersebut bertujuan mengurangi kemacetan arus kendaraan dari arah selatan Wonokromo menuju kota.
Wali Kota Tri Rismaharini mengatakan, Jembatan Joyoboyo memiliki panjang 175 meter dan lebar 19,5 meter. Jembatan tersebut bakal membentang dari Jalan Pulo Wonokromo hingga Jalan Joyoboyo. ”Jembatan dibangun hingga dekat dengan Sekolah Santo Yosef,” terangnya saat konferensi pers di Ruang Wali Kota kemarin (4/6).
Jembatan nanti terhubung langsung dengan Terminal Joyoboyo. Melalui jembatan itu, bus dan trem dari jalur selatan bisa masuk langsung ke terminal.
Risma menjabarkan, desain Jembatan Wonokromo menggunakan teknologi kabel sling. Dengan tiang penyangga di tengah jembatan. Bentuknya mirip dengan Jembatan Suramadu. Di tiang utama yang menjulang tinggi itu, akan ada desain diorama ukiran yang menampilkan beberapa spot khas Kota Pahlawan.
Bukan hanya ukiran, di antara jembatan baru dan lama, pemkot bakal membangun area taman. Di lokasi itu juga dilengkapi dengan air mancur dan tulisan ”Surabaya”. Penambahan berbagai arsitektur tersebut membuat Jembatan Joyoboyo kian cantik.
Dia memastikan, Jembatan Joyoboyo baru tersebut tidak akan menggangu fungsi dari jembatan lama yang berada di sisi timur. Jembatan lama akan tetap dipertahankan. ”Jembatan lama itu peninggalan heritage,” terangnya.
Jembatan Joyoboyo yang akan dibangun bakal menyambung langsung dengan frontage road. Saat ini, untuk bisa membangun jembatan tersebut, pemkot harus membebaskan banyak lahan di sekitar Jalan Wonokromo bagian barat.