Cek Data Pendaftar ke Lapangan
Verifikasi PPDB SMA/SMK
SURABAYA – Pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) jenjang SMA/SMK jalur offline berakhir kemarin (4/6). Data seluruh peserta dikumpulkan pihak sekolah. Mereka mulai melakukan verifikasi dan validasi hari ini (5/6) hingga Kamis (7/6).
Peserta membawa berkas sesuai data yang dibutuhkan di tiap-tiap jalur pendaftaran. Jalur offline dibagi dalam bidikmisi, mitra warga, inklusi, dan prestasi. Mereka dapat mendaftar langsung ke sekolah terdekat.
Data disesuaikan dengan pagu tiap-tiap sekolah. Misalnya, yang dilakukan SMKN 2. Tahun ini sekolah di Jalan Tentara Genie Pelajar tersebut menyediakan pagu 24 rombongan belajar (rombel). Kuota mitra warga yang harus dialokasikan setiap sekolah adalah 5 persen dari jumlah pagu yang disediakan.
Kepala SMKN 2 Djoko Pratmodjo menjelaskan, ada 44 siswa untuk kuota mitra warga di sekolahnya. Persaingan di jalur itu ketat. Hingga hari terakhir pendaftaran kemarin (4/6), pihaknya menerima 421 pendaftar di jalur mitra warga. Dari jumlah itu, daya saing dapat diperkirakan mencapai 1:10. Satu kuota diperebutkan sepuluh pendaftar.
Karena itu, sambung Djoko, pihaknya melakukan verifikasi secara detail. Data siswa dikumpulkan. Setelah itu, panitia membuat pemeringkatan sesuai kualifikasi yang ditentukan. Pemeringkatan tersebut dilakukan dengan melihat kedekatan jarak rumah berdasar kartu keluarga (KK) dengan alamat sekolah.
”Semakin dekat dengan sekolah, tentu semakin baik. Poinnya semakin tinggi,” ujarnya. Penilaian kedua adalah hasil ujian nasional (unas) tiap-tiap peserta.
Penilaian tersebut kemudian memunculkan nama-nama siswa sesuai posisi pemeringkatan. ”Kami akan survei ke rumah masing-masing, mulai dari siswa yang berada di peringkat atas,” jelas Djoko. Survei ke rumah peserta PPDB dibutuhkan untuk mencocokkan data yang telah dikumpulkan.
Begitu juga SMAN 10. Mereka menerima 55 pendaftar. Jumlah tersebut melebihi kuota mitra warga yang disediakan, yakni sekitar 20 orang. Kepala SMAN 10 Nurseno menjelaskan, mitra warga diperuntukkan bagi calon siswa dari keluarga kurang mampu. Karena itu, pihaknya harus memastikan pendaftar sesuai dengan kriteria itu. ”Jangan sampai dipakai siswa yang mampu,” jelasnya.