Jawa Pos

Kuncinya, Teliti Jawaban Berulang-ulang

Fatimah Nurhidayah Bakri Meraih Nilai Tertinggi USBN SD

-

Mimpi Fatimah Nurhidayah Bakri bersekolah di SMPN favorit tinggal selangkah lagi. Bocah 12 tahun itu berhasil memperoleh nilai tertinggi dalam ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Bahkan, dalam urutan peraih nilai tertinggi USBN di Kota Delta, namanya ada di urutan pertama.

MAYA APRILIANI

MATA Fatimah berkaca-kaca. Setelah membaca nilai USBN yang ditempel di depan kelas, dia tidak bisa berkata-kata. Sulung dari tiga bersaudara tersebut tidak menyangka bakal mendapatka­n nilai sempurna, yakni 100, untuk dua mata pelajaran sekaligus. Bahasa Indonesia dan matematika. Nilai IPA pun hampir sempurna. Yakni, 99,2.

Siswi kelahiran Makassar itu hanya bisa bersyukur. Rasa senang yang dirasakan tidak terhingga. Sampai-sampai, dia ingin menitikkan air mata. Terharu. Fatimah tidak pernah bermimpi meraih nilai tertinggi. Dia hanya ingin maksimal dalam belajar. Dengan begitu, dia bisa masuk ke sekolah impian dengan gampang.

’’Ingin ke SMPN 1 Sidoarjo,’’ katanya mantap saat ditemui di SDN Jati kemarin (4/6). Sejak lama Fatimah mengidolak­an sekolah tersebut. Dia paham bahwa masuk ke sekolah yang diincar tidak gampang. Salah satu ’’senjata’’ yang wajib digenggam adalah nilai bagus.

Hal itu pula yang menjadi semangat Fatimah dalam belajar. Tiap kali guru menerangka­n pelajaran, dia selalu mencatat. Terutama hal yang penting. Di rumah, putri pasangan Muhammad Bakri dan Asmiarsari Muhammad Siri tersebut tidak bosan mengerjaka­n kisi-kisi soal. Dia juga rajin membuat soal sendiri sekaligus menjawabny­a.

Kisi-kisi soal yang dibuat itu pun senantiasa diberikan kepada wali kelasnya, Kusnul Khotimah, untuk diteliti. Hasilnya, soal buatan Fatimah dan jawabannya selalu benar. ’’Dia ini anak yang ulet, tekun. Mengerjaka­n soal selalu diteliti,’’ ucap Khusnul seraya memandang Fatimah.

Fatimah yang dikenal pendiam pun hanya tersenyum. Siswi yang jago melukis dan membuat kaligrafi tersebut mengakui ketelitian itu. Saat ujian, dia tidak pernah meninggalk­an ruangan lebih dulu. Meski selesai sejak awal, dia tetap bertahan di tempatnya. Fatimah masih sibuk meneliti jawaban yang telah ditetapkan.

’’Biasanya diteliti (jawaban) dua sampai tiga kali,’’ ucap bocah yang berulang tahun tiap 10 Februari tersebut. Ketelitian itu pula yang mengantarn­ya meraih nilai tertinggi. Tekun dalam memahami soal juga menjadi kunci agar bisa menjawab dengan tepat.

Fatimah memiliki kiat tersendiri dalam menghadapi ujian. Ketika belajar, Fatimah senang di kamar. Sendirian. Cukup mengunci pintu dan berkutat dengan beragam buku. Suasana tenang diperlukan agar proses menghafal berjalan lancar. Termasuk menghafal rumus matematika yang cukup membuat pening kepala. Biasanya, Fatimah mulai belajar sekitar pukul 19.00. Sekitar dua jam dia biasa belajar sendiri. Saat bosan, dia belajar dan menghafal sambil bermain dengan adiknya.

Doa orang tua juga mengiringi kesuksesan­nya. Menurut Asmiarsari, saat putrinya ujian, dirinya senantiasa berdoa sekuat tenaga. Puasa dan salat malam dijalankan. ’’Saya juga minta Fatimah untuk selaku salat Duha, tutur ibu 40 tahun itu.

Sasmitanin­gsih, kepala SDN Jati, menyatakan bangga dengan prestasi yang diraih Fatimah. Dia menyatakan tidak tahu bahwa anak didiknya meraih nilai tertinggi. Yang dia paham, sekolahnya berada di peringkat keenam di Kecamatan Sidoarjo. ’’Menurut guru yang pernah mengajarny­a, sejak dulu Fatimah memang pandai,’’ ungkapnya.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? BANGGA: Fatimah Nurhidayah Bakri (tengah) bersama guru dan orang tuanya.
BOY SLAMET/JAWA POS BANGGA: Fatimah Nurhidayah Bakri (tengah) bersama guru dan orang tuanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia