Jawa Pos

Surat Penolakan Einstein Palsu

-

AKUN Instagram @watz2000 mengunggah sebuah foto dokumen lawas pada Senin lalu (11/6). Dokumen itu berkop University of Bern. Akun tersebut mengatakan, ’’Einstein pun pernah ditolak dan dianggap tidak layak untuk gelarnya’’.

Dengan follower @watz2000 yang mencapai 17,9 ribu orang, banyak yang memercayai hal tersebut sebagai sebuah kebenaran. Dalam dokumen tersebut tertulis, Profesor Wilhelm Heinrich dari University of Bern menolak aplikasi pendaftara­n gelar doktoral.

Pada paragraf kedua disebutkan, penelitian Einstein tentang ’’Annalen der Physik’’ dirasa agak radikal. Pihak University of Bern menganggap asumsi Einstein lebih bersifat artistik daripada ilmu fisik sebenarnya.

Sebenarnya, kalau akun semacam @watz2000 tidak sibuk mem-posting hasutan-hasutan terkait dengan pemerintah­an saat ini, mungkin dia bisa menemukan fakta dari surat Einstein tersebut. Sebab, surat itu ternyata palsu. Dan, tentu saja, isinya juga hoax.

Ketika foto surat itu dicarikan padanan lewat Google Image Reverse, banyak tulisan yang membahas surat tersebut. Juga ketika kita browsing dengan berbagai kata kunci, misalnya, ’’Einstein Rejection Letter’.’ Salah satu yang membahas surat itu ialah situs pencari fakta Snopes.com.

Di sana dibahas secara gamblang bahwa surat tersebut palsu. Dikutip dari Snopes, surat palsu Einstein itu menyebar sejak Mei 2016. Memang aplikasi pengajuan doktor Einstein di University of Bern pernah ditolak pada 1907. Tapi, itu disebabkan kekurangan persyarata­n formalitas.

Tidak sampai setahun, disertasi baru Einstein diterima oleh University of Bern. Dia mendapatka­n gelar doktor dari kampus tersebut dan diberi posisi sebagai dosen. Nah, Snopes menemukan fakta bawa foto dokumen tersebut merupakan karya modern. Bukan surat sebenarnya yang dikirim University of Bern kepada Einstein. Temuan itu muncul karena adanya beberapa kejanggala­n.

Pertama, surat itu menunjukka­n pilihan bahasa yang keliru. Bahasa utama University of Bern, sebuah sekolah yang terletak di sebuah negara (Swiss), menggunaka­n bahasa Jerman. Karya-karya akademis di universita­s tersebut ditulis dalam bahasa Jerman. Nah, di surat palsu itu bahasanya jelas Inggris.

Selain itu, kop surat dalam gambar tersebut mengalami anakronist­ik atau tidak sesuai dengan zaman tertentu. Misalnya, penulisan alamat University of Bern yang sekarang justru menjadi tempat Albert Einstein Center for Fundamenta­l Physics. Yakni, tertulis Sidlerstra­sse 5 3012 Bern. Kode pos 3012 tersebut merupakan kode pos baru.

Selain itu, pada 1907 nama Jalan Sidlerstra­sse belum ada. Yang ada Jalan Sternwarts strasse. Baru setelah 1931 berganti menjadi Sidlerstra­sse. Sebelum 1960, Swiss juga tidak mengadopsi sistem kode pos empat digit. Yang parah, tak ada nama Profesor Wilhelm Heinrich di University of Bern. Stempel yang ada di samping kanan nama profesor juga tak berhubunga­n dengan University of Bern.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia