Jawa Pos

Kemarin Puncak Arus Mudik

Lalin Lancar, Tidak Butuh Armada Cadangan

-

SURABAYA – Puncak arus mudik yang semula diprediksi Sabtu (H-6) meleset. Kemarin lonjakan jumlah penumpang justru terjadi di Terminal Purabaya. Hingga pukul 14.00, jumlah penumpang yang melewati Terminal Purabaya mencapai 48 ribu orang. Angka tersebut dipastikan bertambah. Sebab, penumpang terus berdatanga­n hingga malam.

Sebelumnya, UPT Terminal memprediks­i puncak arus balik terjadi pada Sabtu (9/6). Jumlah penumpang yang naik dan turun di Terminal Purabaya lebih dari 54 ribu orang. Perkiraan itu salah. Lonjakan penumpang kembali terjadi pada Selasa (12/6). Jumlah penumpang pada siang lebih dari 35 ribu orang. Lalu, pada dini hari, tercatat 65 ribu orang yang naik dan turun melalui Terminal Purabaya.

Kemarin Terminal Purabaya mengalami hal yang sama. Penumpang terus berdatanga­n. Beruntung, arus lalu lintas (lalin) lancar. Terutama akses menuju Surabaya. Tidak ada bus yang terlambat berangkat maupun tiba di Terminal Purabaya. Dengan begitu, semua penumpang bisa diangkut. ”Tidak ada penumpukan di jalur pemberangk­atan,” kata Kasubnit UPT Terminal Purabaya Hardjo.

Peningkata­n itu disebabkan banyaknya pegawai swasta yang baru libur Selasa. Mereka memiliki kesempatan pulang ke kampung halaman pada Rabu (13/6). Untuk melayani ribuan penumpang tersebut, 1.000 armada dikerahkan. ”Semua masih tergolong armada reguler,” jelas Hardjo.

Terminal Purabaya belum menambah armada cadangan. Sebab, alur masuk dan keluar bus masih lancar. Meski begitu, puluhan bus tetap disiagakan. ”Kalau kami butuh, sewaktuwak­tu bisa didatangka­n bus cadangan,” tegas Hardjo.

Suasana mudik juga mulai terlihat di jalur ke luar kota di Surabaya Selatan. Sepeda motor mengarah ke luar kota. Mereka berbonceng­an serta membawa bekal yang ditempatka­n di belakang atau di tengah kendaraan.

Sebagian besar kendaraan tersebut berasal dari Surabaya. Tapi, banyak juga yang bernomor polisi luar kota. Misalnya, Mojokerto, Malang, Pasuruan, Kediri, dan Blitar.

Sejak awal, pemerintah mengimbau masyarakat menghindar­i mudik dengan sepeda motor. Cara itu sangat membahayak­an mereka. Kanit Turjawali Satlantas Polrestabe­s Surabaya AKP Dedy Eka mengatakan, selain mengantuk, kelebihan muatan sering menjadi penyebab kecelakaan. ”Biasanya, pembawa muatan berlebih adalah pengemudi kendaraan roda dua,” ucapnya. Pemilik kendaraan juga sering memodifika­si agar semua bekal dan oleh-oleh bisa diangkut. Dalam segi kreativita­s, mereka memang patut diacungi jempol. Mulai mengepak barang bawaan ke dalam karung dan kardus hingga memodifika­si sepeda motor dengan menggunaka­n keranjang di sisi kanan-kirinya.

Pemandanga­n itu menghiasi Kota Surabaya. Dedy mengimbau masyarakat yang belum mudi, tidak memaksakan diri membawa muatan berlebih. Keselamata­n harus diutamakan. ”Lebih baik naik bus atau kereta. Meski berdesakan, yang penting aman,” imbau pria asli Malang itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia