Konsumen Mulai Pede Belanja
Ritel Optimistis Membaik
JAKARTA – Kinerja industri ritel selama akhir 2017 sampai kuartal pertama 2018 lalu belum menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Namun, pelaku usaha optimistis, lewat kuartal kedua 2018, industri ritel akan banyak terdorong dari aktivitas belanja masyarakat selama Lebaran. Optimisme tersebut didasari karena adanya aliran dana THR yang relatif lebih besar dibanding tahun lalu. Juga ditambah cuti bersama yang relatif panjang.
Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan kuartal pertama 2017 melambat sebesar 1 persen. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, industri ritel masih tumbuh sebesar 2,5 persen. ”Tapi, kita masih bisa berharap banyak di kuartal kedua. Mulai Mei sudah terlihat ada peningkatan yang signifikan,” ujar Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta saat dihubungi kemarin (14/6).
Menurut Tutum, momentum Lebaran akan menjadi stimulus bangkitnya industri ritel yang terus melambat dalam beberapa kurun waktu terakhir. Ditambah lagi, kondisi keamanan Lebaran tahun ini cukup kondusif sehingga menimbulkan rasa nyaman masyarakat untuk berbelanja. ”Pelaku ritel merasa harus memanfaatkan momentum ini. Sebab, momen Lebaran jadi pilar karena bisa menyumbang 45–50 persen. Tidak bisa diulang. Kalau peluang ini miss, habis kinerja kita dalam satu tahun ini,” ujar Tutum.
Sementara itu, Kepala Bidang Komunikasi Aprindo Fernando Repi mengungkapkan, sebetulnya penjualan ritel sudah menunjukkan sinyal perbaikan memasuki kuartal kedua. Karena itu, kini Aprindo kembali optimistis bisa membukukan nilai pertumbuhan industri sebesar 5 hingga 6 persen di sepanjang tahun ini. Padahal, sebelumnya, melihat angka kuartal pertama kemarin, Aprindo sempat pesimistis pertumbuhan tahun ini hanya mentok 2,5 persen.