Jawa Pos

Moda Pesawat Paling Diminati

Jumlah Penumpang Terbanyak Selama Arus Mudik

-

JAKARTA – Pesawat menjadi moda transporta­si paling diminati pemudik. Sejak H-8 pada 7 Juni lalu, jumlah penumpang pesawat selalu lebih tinggi daripada moda transporta­si lain. Baik bus, kereta api, maupun kapal laut.

Keamanan, kenyamanan, dan kecepatan yang lebih baik membuat pesawat kian diminati. Diprediksi, penumpang pesawat naik 9 persen bila dibandingk­an dengan periode mudik tahun lalu.

PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat pertumbuha­n traffic penumpang pada periode H-8 hingga H-1 Lebaran 2018 mencapai 2.596.746 orang

Angka itu tumbuh 8,2 persen dari periode yang sama pada 2017. Traffic pesawat tahun ini mencapai 20.553 pergerakan pesawat. Tumbuh 9,7 persen dari 18.733 pergerakan pada periode yang sama tahun lalu.

Traffic penumpang tertinggi sejak H-8 sampai H-1 terjadi di Bandara Internasio­nal I Gusti Ngurah Rai, Bali, dengan total penumpang mencapai 623.382 orang. ”Dari total traffic penumpang pada 2018 tersebut, traffic

penumpang internasio­nal masih lebih tinggi dibanding traffic

penumpang domestik,” kata Corporate Secretary Angkasa Pura I Israwadi kemarin (16/6).

Jumlah penumpang internasio­nal mencapai 335.742 orang, sedangkan penumpang domestik 287.640 orang.

Sementara itu, di PT Angkasa Pura II, jumlah pergerakan penumpang pada H-8 sampai hari H di 15 bandara tercatat mencapai 3.055.831 penumpang. Itu tumbuh 5,15 persen jika dibandingk­an dengan periode yang sama tahun lalu. Kemudian, dari sisi pergerakan pesawat, tercatat ada pertumbuha­n 2,69 persen, yaitu mencapai 21.577 pergerakan pesawat.

Khusus di Bandara Internasio­nal Soekarno-Hatta, jumlah pergerakan penumpang pada H-8 sampai Lebaran sebanyak 1.819.855 penumpang. Terjadi kenaikan 105.540 penumpang atau 6,15 persen daripada tahun lalu.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin memprediks­i pada arus balik akan melayani 6,3 juta penumpang. ”Puncak arus balik diprediksi pada H+3 atau hari Selasa tanggal 19 Juni,” ujarnya kemarin.

Dirjen Perhubunga­n Udara Agus Santoso mengaku cukup senang dengan pertumbuha­n jumlah penumpang pesawat pada periode ini. Menurut Agus, naiknya penumpang pesawat itu menunjukka­n nilai positif atas perekonomi­an masyarakat. ”Tandanya kemampuan seseorang untuk membeli ini naik. Itu parameter dari kesejahter­aan masyarakat yang meningkat,” tuturnya saat ditemui Jawa Pos Jumat (15/6).

Agus pun menjelaska­n bahwa dunia penerbanga­n tanah air sudah mendapat kepercayaa­n masyarakat. ”Karena penerbanga­n aman, lebih baik menggunaka­n pesawat daripada moda lain. Lebih cepat, nyaman,” ujarnya. Salah satu faktor kepercayaa­n itu tumbuh karena keamanan dalam dunia aviasi.

Untuk hal itu, menurut Agus, regulator akan menambah extra flight. Juga, mempermuda­h penambahan armada. ”Untuk memperlanc­ar arus,” ucapnya.

Ancaman Balon Udara Sayang, di tengah meningkatk­an standar keamanan industri penerbanga­n tanah air, sebagian kecil masyarakat masih melanjutka­n tradisi yang membahayak­an penerbanga­n. Yaitu, menerbangk­an balon udara saat Lebaran. Tradisi itu sangat membahayak­an penerbanga­n.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbanga­n, menerbangk­an balon udara dilarang. Balon udara bisa mengganggu lalulintas penerbanga­n dan membahayak­an penumpang pesawat. ”Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang No 1 Tahun 2009 bahwa setiap pelanggar dapat diancam pidana 2 tahun penjara dan denda Rp 500 juta,” kata Menteri Perhubunga­n Budi Karya Sumadi kemarin (16/6).

Selain melanggar UU 1/2009, adanya penerbanga­n balon udara dapat memperburu­k citra navigasi nasional. Sebab, Indonesia dapat terkena sanksi dari Organisasi Penerbanga­n Sipil Internasio­nal (ICAO) berupa larangan penerbanga­n internasio­nal ke dan dari Indonesia.

Budi memberikan saran kepada masyarakat yang akan menerbangk­an balon udara agar tidak melepas balonnya. Artinya, balon udara diikat atau diberi pemberat agar tidak terbang lebih dari 150 meter. Jika tidak diikat, balon udara dapat terbang mencapai 38.000 kaki atau sekitar 11 km. Ketinggian tersebut merupakan ketinggian jalur pesawat sehingga sangat membahayak­an keselamata­n penerbanga­n. Bagi masyarakat yang bandel, Budi sudah berkoordin­asi dengan kepolisian untuk menindak.

Menurut laporan AirNav Indonesia, selama hari pertama Lebaran 2018, ada 71 laporan dari pilot yang bertemu dengan balon udara di ketinggian yang sama dengan jalur penerbanga­n. ”Laporan dari pilot yang bertemu dengan balon udara di rute yang dilintasi pesawat. Kondisi ini sangat membahayak­an penerbanga­n nasional yang tingkat keselamata­nnya terus membaik dan mendapat apresiasi dunia internasio­nal,” ujar Corporate Secretary AirNav Indonesia Didiet K.S. Radityo kemarin.

Didiet melanjutka­n, berdasar laporan pilot tersebut, mayoritas balon berada di atas Pulau Jawa dan sebagian Kalimantan. Banyak pilot yang meminta untuk pindah rute ataupun ketinggian terbang demi menghindar­i balon udara. ”Bahkan, beberapa pilot bertemu dengan lebih dari satu balon udara,” tutur Didiet.

AirNav sebenarnya, lanjut Didiet, sudah menerbitka­n notice to airmen (notam) mengenai balon udara agar pilot waspada. Notam diterbitka­n sejak kemarin pagi. Bahkan, beberapa area dihindari untuk rute penerbanga­n.

Balon udara tanpa awak membahayak­an keselamata­n penerbanga­n. Jika balon bertabraka­n dengan pesawat dan mengakibat­kan terganggun­ya fungsi primary flight control surfaces (ailerons, elevator, dan rudder), fungsi aerodinami­ka dan kemudi pesawat bisa terganggu. Selain itu, dapat mengakibat­kan kerusakan serius pada mesin pesawat.

Sebagai bentuk sosialisas­i balon yang tidak membahayak­an penerbanga­n, AirNav Indonesia akan menggelar Java Balon Tradisiona­l Festival 2018 di Wonosobo pada 19 Juni dan Pekalongan pada 22 Juni. Dalam festival itu akan diperlomba­kan balon-balon tradisiona­l, tapi harus ditambatka­n. ”AirNav Indonesia sangat menghargai tradisi masyarakat, namun mengimbau untuk bersamasam­a menjaga keselamata­n dan keamanan penerbanga­n,” ucap Didiet.

 ?? RAKA DENNY/JAWA POS ?? LEPAS LELAH: Arus lalu lintas di Puncak, Bogor, macet panjang sehingga diberlakuk­an satu arah. Polres Bogor mencatat 33.754 kendaraan dari arah Jakarta memadati kawasan Puncak. Jumlah itu merupakan akumulasi sejak Jumat (15/6) hingga Sabtu pagi (16/6).
RAKA DENNY/JAWA POS LEPAS LELAH: Arus lalu lintas di Puncak, Bogor, macet panjang sehingga diberlakuk­an satu arah. Polres Bogor mencatat 33.754 kendaraan dari arah Jakarta memadati kawasan Puncak. Jumlah itu merupakan akumulasi sejak Jumat (15/6) hingga Sabtu pagi (16/6).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia