Jawa Pos

Lerby dan Samsul Paling Menonjol

-

Striker di Liga 1 didominasi legiun asing. Namun, bukan berarti tidak ada penyerang lokal yang bersinar. Masalahnya, hanya segelintir. Sebagian besar kalah bersaing dengan pemain asing.

BARITO Putera memberikan kepercayaa­n lini serangnya kepada Samsul Arif. Musim lalu, saat masih berseragam Persela Lamongan, pemain bernomor punggung sembilan itu menjadi striker lokal tersubur dengan koleksi 17 gol. Prestasi itulah yang membuat pelatih Barito Jacksen F. Tiago meminangny­a.

Bersama Barito, Samsul selalu menjadi pilihan utama sebagai daya gedor. Meski pada awal musim torehan golnya sempat tersendat. Sebab, hingga pekan ketujuh, pemain asal Bojonegoro itu masih mandul. Samsul baru pecah telur dan menyumbang­kan dua gol pada pekan kedelapan saat Barito unggul 4-1 atas PSIS Semarang (12/5). Hingga pekan ke-13, pemain yang pernah merumput dengan Arema FC itu masih mengoleksi empat gol, selisih tujuh gol dari top scorer sementara Ezechiel N’Douassel.

’’Saya pikir tidak perlu risau untuk hal itu. Apalagi melihat statistik Barito tim bagus. Bagi saya, yang penting tim menang,’’ ucap pemain berusia 33 tahun itu. ’’Urusan mencetak gol hanya menunggu waktu. Ya, sedikit faktor percaya diri saja, tapi itu akan saya perbaiki. Semoga lebih baik ke depan,’’ imbuh Samsul.

Selain Barito, Borneo FC sejak 2016 mengandalk­an Lerby Eliandry sebagai bomber di lini depan. Lerby tak hanya diandalkan di timnya. Pemain asli Samarinda itu juga mencuri perhatian Luis Milla untuk membela timnas. Tidak jauh berbeda dengan Samsul, Lerby juga masih bermasalah soal produktivi­tas gol.

Dari sepuluh laga yang dilakoni bersama Pesut Etam, julukan Borneo FC, Lerby masih menyumbang­kan empat gol dan satu assist. Bersama timnas, Lerby juga masih buntung. Padahal, musim lalu mantan striker Bali United itu mencetak 16 gol dan menjadi striker lokal tersubur kedua.

Selain itu, Pers i pura Jaya pura masih memercayak­an l ini serang nya kepada striker senior Boaz Solossa. Meski sudah banyak dihuni pemain muda, tak jarang pelatih Peter Butler masih sering memasang Boaz sebagai s tar ter. Hingga pekan ke -13, pemain berusia 32 tahun itu sudah mengemas 4 gol, 1 assist, dan 12 umpan kunci.

Apabila tiga striker di atas masih berusaha bangkit, kejutan datang dari Arema FC. Meski sempat tertatih hingga terpuruk di zona degradasi, tim berjuluk Singo Edan itu mempunyai striker lokal yang cukup moncer. Ya, Dedik Setiawan. Saat ini pemain asli Malang tersebut menjadi top scorer pemain lokal sementara dengan lima gol. Sama dengan jumlah gol Rizky Pellu.

Mempunyai karakter sebagai striker pelari, tak jarang striker bernomor punggung 27 itu membuat jantung pertahanan lawan kerepotan. Berkat performany­a yang cukup konsisten hinga pekan ke-13, Dedik digadang-gadang mampu menjadi solusi Luis Milla di lini serang timnas. Ya, lini depan timnas memang masih bermasalah dengan finishing touch. Bukan tidak mungkin Dedik layak diberi kesempatan untuk berseragam timnas.

’’Sangat bersyukur jika diberi kesempatan membela timnas. Tapi, saya pikir, saya masih banyak kekurangan. Terutama di dalam ketenangan saat bawa bola. Tapi, saya berusaha untuk memperbaik­i itu,’’ tutur Dedik.

Apabila Arema FC memiliki striker yang lumayan tokcer, keadaan berbanding terbalik dengan sang rival. Dua striker Persebaya Surabaya, Riky Kayame dan Rishadi Fauzi, belum menyumbang­kan satu pun gol.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? LUMAYAN: Dari kiri, striker Barito Putera Samsul Arif, penyerang Borneo FC Lerby Eliandry, dan pemain Persebaya Rishadi Fauzi. Samsul dan Lerby menjadi tumpuan utama lini serang timnya, Rishadi kerap jadi pengganti.
ANGGER BONDAN/JAWA POS LUMAYAN: Dari kiri, striker Barito Putera Samsul Arif, penyerang Borneo FC Lerby Eliandry, dan pemain Persebaya Rishadi Fauzi. Samsul dan Lerby menjadi tumpuan utama lini serang timnya, Rishadi kerap jadi pengganti.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia