Beto Timnas, Spaso Loyo
SELAIN bersaing dengan striker asing, penyerang lokal beradu tajam dengan striker naturalisasi. Musim ini setidaknya ada enam pemain depan naturalisasi yang memperkuat klub-klub Liga 1. Bali United malah memiliki tiga pemain depan naturalisasi, yakni Ilija Spasojevic, Stefano Lilipaly, dan Irfan Bachdim.
Lilipaly musim lalu lebih sering bermain sebagai gelandang, tapi musim ini digeser lebih ke depan sebagai second striker. Bahkan, ketika Irfan dan Spaso (sapaan akrab Ilija Spasojevic) cedera, Lilipaly bermain lebih ke depan sebagai striker. Hasilnya mantap. Lilipaly telah menyarangkan delapan gol.
Spaso yang justru menurun. Baru dua gol yang dicetaknya. Diharapkan bisa menggantikan peran top skor Liga 1 musim lalu Sylvano Comvalius, ternyata Spaso belum nyetel juga.
Sementara itu, Sriwijaya FC mengandalkan Beto Goncalves yang dinaturalisasi awal musim ini. Karena performanya yang stabil dengan menyarangkan lima gol dan tiga assist, pemain 37 tahun tersebut dipanggil Luis Milla ke timnas U-23 Indonesia yang disiapkan menuju Asian Games 2018.
”Saya sangat senang bisa dipercaya klub untuk selalu menjadi starter. Mungkin ini karena reputasi yang saya bangun selama berkarir di Indonesia dalam 13 tahun terakhir. Mereka puas dengan kinerja saya,” ujar pemain asal Brasil itu.
Debutnya bersama timnas dilakoni saat berduel dengan Thailand pada 31 Mei lalu. Meski belum mencetak gol, Beto menyumbangkan satu assist yang kemudian diselesaikan dengan apik oleh Septian David Maulana. ”Itu adalah sebuah kebanggaan. Sekali lagi, ini berkat kerja keras saya selama ini. Masuk timnas Indonesia adalah hadiah atas kerja keras itu,” imbuhnya.
Beto sudah tidak asing dengan persaingan antara striker lokal dan asing. Namun, di mata pemain kelahiran 30 Desember 1980 itu, striker lokal sebenarnya tidak kalah kualitas. Hanya, postur pemain lokal yang cenderung kecil kurang bisa memuaskan kebutuhan klub.