Jawa Pos

IBU DAPAT SERTIFIKAT, AYAH IKUT KELAS

-

Di Surabaya terdapat 74 kampung ASI. Masing-masing memiliki inovasi untuk meningkatk­an partisipas­i pemberian ASI eksklusif kepada anak sekaligus mengurangi angka balita penderita gizi buruk.

INOVASI yang digagas Kampung ASI Melati 5 di RT 5, RW 1, Kelurahan Kandangan, Benowo, ini terbilang menarik. Para pengurus tak hanya memberikan dukungan moral dan penyuluhan kepada ibu-ibu. Namun, juga menghadiah­kan sertifikat kepada ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif selama enam bulan.

Ide tersebut berawal dari pengalaman pribadi Budi Mawarni, ketua Kampung ASI Melati 5. Dia ditanya anaknya apakah dulu memberikan ASI eksklusif juga.

’’Saya bilang dengan yakin, iya lah. Tapi, anak saya malah tanya mana buktinya,’’ ujarnya.

Karena itu, selama pendamping­an, para ibu diberi iming-iming sertifikat agar tak bingung ketika ditanya anak saat besar. Sampai saat ini, sudah 10 sertifikat yang dikeluarka­n. Sertifikat itu pun ditandatan­gani oleh dirinya, ketua posyandu, sampai lurah Kandangan. ’’Ya mereka bangga. Sekarang ada enam ibu yang kami dampingi untuk mendapatka­n sertifikat,’’ jelasnya

J

Sejak kampung ASI tersebut dibentuk pada 2016, perempuan yang akrab disapa Bu Tasbit itu mengaku masih mendapati banyak permasalah­an klasik selama pendamping­an. ’’Masak bilang ASI-nya habis sebelum enam bulan. Karena itu, pakai sufor (susu formula, Red),’’ paparnya.

Permasalah­an yang sama juga dihadapi pengurus kampung ASI di RW 2 Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari. Kader Kampung ASI Siti Aminah mengatakan, banyak ibu yang tidak datang saat diadakan konseling. ’’Mereka harus dipanggil satu per satu, baru mau datang,” katanya. Banyak alasan ibu-ibu tidak mau datang. Misalnya, kesibukan rumah atau bekerja. ’’Ya pintar-pintarnya kita melakukan pendekatan,’’ lanjutnya.

Di Kampung ASI Cahaya Hati Kelurahan Sidosermo, para pengurus dan kader sengaja melibatkan bapakbapak agar sang istri mau menyusui bayinya secara eksklusif. Pembina Kampung ASI Cahaya Hati Sri Kanthi mengatakan, suami dilibatkan dengan mengikuti kelas ayah hebat. ’’Kami ingin para ibu ini tidak berjuang sendiri. Makanya, bapakbapak juga diberi pengetahua­n tentang ASI eksklusif,” ujarnya.

Kegiatan tersebut berlangsun­g sejak Agustus 2016. Pertemuan dengan para bapak itu dilakukan malam, setelah mereka bekerja. Kelas ayah hebat tersebut diresmikan langsung oleh Kepala Puskesmas Sidosermo dr Wiwin Istiyah.

’’Selain memberikan pengetahua­n tentang pentingnya ASI eksklusif, kami mengajari mereka bila istri sulit mengeluark­an ASI,” tambah petugas Gizi Puskesmas Sidosermo tersebut. Tidak hanya itu, nenek dan pengasuh di rumah juga dilibatkan untuk mendukung pemberian ASI eksklusif.

Untuk bisa menyusui bayi selama enambulan,paraibumem­butuhkan dukungan. ’’Kalau dulu waktu awal dibentuk kampung ASI di sini, memang masih banyak mitos keliru yang beredar. Tetapi, kalau sekarang lebih banyak ke masalah posisi menyusu saja yang kurang benar,” jelas Kanthi.

’’Alhamdulil­lah dengan program kampung ASI ini, cakupan ASI eksklusif naik signifikan. Dari 61,02 persen pada 2015 naik menjadi 85,05 persen pada 2017,” imbuhnya.

 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? BERBAHAN DAUN KATUK: Keripik dan brownies ini bisa dibeli secara online.
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS BERBAHAN DAUN KATUK: Keripik dan brownies ini bisa dibeli secara online.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia