Target 100 Persen Pelanggan Belum Tercapai
Satu Tahun Dirut PDAM Mujiaman Sukirno
SURABAYA – Kemarin (16/6) tepat setahun Mujiaman Sukirno menjabat Dirut PDAM Surya Sembada. Sejumlah gebrakan dan capaian berhasil diraih (lihat grafis). Namun, salah satu tantangan terbesarnya belum tercapai. Yaitu, membangun jaringan air untuk 100 persen warga Surabaya atau zero TDA (tidak dapat air).
Saat ini ada lebih dari 559 ribu pelanggan PDAM. Terbesar di Indonesia. Capaiannya 96,49 persen dari seluruh penduduk Surabaya. Jika mendapatkan 20 ribu pelanggan baru lagi, capaian PDAM 100 persen.
Untuk mencapai 100 persen, bukan perkara yang mudah. PDAM harus berkoordinasi dengan kelurahan tentang warga mana saja yang belum mendapatkan sambungan. ’’Sebenarnya kami punya data sendiri. Tapi, perlu disinkronkan dengan kelurahan. Jangan sampai ada yang terlewat. Yang rugi masyarakat,’’ kata alumnus Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
Sejak awal tahun data tersebut diberikan ke kelurahan. Pihak kelurahan diminta mendata kembali warganya. Siapa tahu masih ada warga yang belum tercatat dalam data PDAM. Namun, dari 154 kelurahan, masih 100 kelurahan yang mengumpulkan.
Kelurahan yang belum mengumpulkan data ke PDAM ialah Karang Pilang, Kebraon, Kedurus, Bendul Merisi, Kalirungkut, Rungkut Kidul, Wonorejo, Medokan Ayu, Wonokromo Jagir, Ngagel, Darmo, Sawunggaling, Genteng, Peneleh, serta Gubeng.
Ada juga Keputih, Gebang Putih, Klampis, Ngasem, Menur Pumpungan, Nginden Jangkungan, Semolowaru, Dukuh Setro, Simokerto, Kapasan, Kandangan, Romokalisari, Dukuh Kupang, Ketintang, Gayungan, Kebonsari, Pagesangan, Kendang Sari, Panjang Jiwo, Gunung Anyar, Tambak Sarioso, Kedung Cowek, Kenjeran, Bulak, Babat Jerawat, Sumber Rejo, Made, Sidodadi, Alun-Alun Contong, Tembok Dukuh, Manukan Wetan, Ampel, Pegirian, Wonokusumo, Sidotopo, Bulak Banteng, Tambak Wedi, Lidah Wetan, dan Sumur Welut.
PDAM sudah berkali-kali bersurat. Namun, belum ada tanggapan dari kelurahan tersebut. Mujiaman membutuhkan data itu karena tahun ini bakal mendeklarasikan Surabaya sebagai kota pertama yang mengalirkan 100 persen air ke warganya. ’’Jika telanjur dideklarasikan, tapi ada warga yang protes, bukan salah kami. Makanya, kami berharap kelurahan bisa membantu,’’ lanjut mantan pejabat di perusahaan milik Bill Gates, Eco Lab, tersebut.
Untuk mewujudkannya, PDAM mengejar target sambungan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Banyak di antara mereka yang tinggal di bantaran sungai atau rel kereta api. Tanah yang ditinggali bukan milik sendiri. ’’Kami kejar untuk pembangunan master meter,’’ jelasnya.
Satu master meter rata-rata digunakan untuk 30 kepala keluarga. Kelompok warga tersebut nanti membayar secara patungan. Dengan cara itu, percepatan pembangunan jaringan bisa dilakukan.
Pelanggan juga bakal mendapatkan diskon 25 persen untuk pemasangan baru. Jika biasanya biaya pemasangan PDAM mencapai Rp 1,7 juta, pelanggan hanya perlu membayar Rp 1,2 juta. Itu pun bisa dicicil.