Tunggu, Kemenangan Itu Akan Datang
ISLANDIA datang ke Rusia dengan status underdog. Inilah Piala Dunia pertama bagi negeri berpenduduk 330 ribu orang tersebut. Sebelum melawan Argentina, tidak ada yang berani menjagokan Islandia. Jangankan seri, kalah dengan skor tipis pun rasanya hampir mustahil diraih tim besutan pelatih Heimir Hallgrimsson tersebut.
Karena itu, begitu berhasil menahan Argentina 1-1, luapan kegembiraan para penggawa Islandia tidak terbendung. Itulah poin perdana mereka pada debut di Piala Dunia.
Mungkin capaian Islandia kurang mengejutkan jika dibandingkan dengan kemenangan Kamerun atas Argentina pada Piala Dunia 1990. Atau, ketika Senegal mengalahkan Prancis pada 2002. Bahkan mungkin masih kalah mengejutkan daripada Selandia Baru yang menahan Italia pada 2010.
Namun, para penggawa Islandia tidak peduli dengan catatan tersebut. Mereka punya alasan sendiri untuk merayakan hasil seri melawan Argentina layaknya sebuah kemenangan. ’’Ini pertandingan pertama kami di Piala Dunia. Kami menghadapi tim besar dengan pemainpemain hebat. Jadi, kami pantas merayakan hasil ini,’’ kata kiper Hannes Halldorsson.
Hallgrimsson berpendapat sama. Menurut dia, selebrasi timnya adalah hal biasa. Tidak berlebihan. ’’Orangorang bertanya, ’Mengapa kamu merayakan satu poin seperti kemenangan?’ Tunggu saja dan lihat saat kami menang. Itu akan menjadi sebuah perayaan,’’ tutur pelatih yang juga berprofesi dokter gigi tersebut.
Kiprah Islandia dalam dua tahun terakhir bak roket. Melesat terus. Mencetak sejarah lolos ke Euro 2016. Bahkan bablas sampai ke perempat final dengan mengalahkan Inggris. Langkah mereka baru terhenti setelah dikalahkan Prancis, sang tuan rumah.
Setelah Euro 2016, kejutan Islandia berlanjut dengan lolos untuk kali pertama ke Piala Dunia 2018. Setelah menahan Argentina, Islandia masih harus meladeni Nigeria dan Kroasia. Akankah kejutan itu berlanjut? (*/c14/na)