Jawa Pos

Pengalaman Lebih Menentukan

-

KALININGRA­D – Sebelum Piala Dunia dimulai, timnas Nigeria mencuri perhatian dunia dengan desain jersey yang unik. Jersey tersebut ludes terjual hanya dalam hitungan jam. Fakta menarik lainnya, Nigeria tercatat sebagai tim dengan rerata usia paling muda di Rusia dengan 25,9 tahun.

Namun, fakta-fakta tersebut menguap begitu saja. Sebab, di Piala Dunia, pengalaman jauh lebih menentukan. Faktor itulah yang dimiliki Kroasia. Dengan skuad yang lebih matang dan berpengala­man, mereka berhasil mempecunda­ngi skuad muda Nigeria dengan skor 2-0 (1-0).

Bukti minimnya pengalaman Nigeria adalah dua gol yang lahir kemarin tercipta melalui kesalahan penggawa Super Eagles. Yang pertama adalah bunuh diri Oghenekaro Etebo pada menit ke-32. Berikutnya via eksekusi penalti kapten Kroasia Luka Modric (71’). Penalti diberikan wasit Sandro Ricci asal Brasil karena bek William Troost-Ekong melanggar Mario Mandzukic.

Selain itu, meski Nigeria didominasi skuad muda dan dengan tenaga yang lebih prima, toh Kroasia lebih mendominas­i permainan. Itu terlihat dari statistik penguasaan bola. Kroasia mendominas­i dengan 54 persen berbanding 46 persen.

’’Kemenangan adalah kemenangan. (Gol, Red) penalti dan bunuh diri juga bagian dari sepak bola,’’ kata pelatih Kroasia Zlatko Dalic sebagaiman­a dilansir The National . ’’Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan meski tiga poin ini sangat penting. Sekarang kami harus memikirkan Argentina,’’ sambung eks pelatih Al Ain itu.

Pernyataan Dalic merujuk kepada Argentina yang ditahan 1-1 oleh Islandia. Banyak yang berasumsi bahwa pakem menyerang Vatreni –julukan timnas Kroasia– saat mengalahka­n Nigeria berubah menjadi lebih bertahan saat menghadapi Lionel Messi dkk (22/6).

Sebagaiman­a diketahui, strategi bertahan Islandia sukses meredam La Albicelest­e. Namun, hal tersebut ditepis Dalic. Menurut dia, tidak ada yang berubah dari timnya saat menghadapi Argentina nanti.

Kali terakhir Kroasia menang di laga pembuka Piala Dunia adalah edisi 1998 melawan Jamaika. Kala itu Kroasia berhasil mengakhiri event yang dihelat di Prancis dengan predikat peringkat ketiga. Kebetulan, di edisi 20 tahun lalu, mereka juga bergabung bersama Argentina. Hanya, saat itu Kroasia kalah 0-1.

’’Kemenangan ini sedikit banyak memengaruh­i mental tanding kami untuk laga menghadapi Argentina nanti. Terlepas dari hasilnya (ditahan imbang Islandia, Red), mereka tetaplah tim dengan kualitas individu luar biasa,’’ ujar Dalic.

Sebaliknya, kekalahan membuat laju Nigeria tersendat. Tim besutan Gernot Rohr itu harus memenangi dua laga sisa untuk menjaga peluang lolos. Yakni, melawan Islandia (22/6) dan Argentina (27/6). ’’Pemain muda saya membuat beberapa kesalahan pada laga ini (kemarin, Red). Sekarang semua (nasib di dua laga sisa, Red) ada di tangan kami sendiri,’’ keluh Rohr.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia