Beban Terasa Ringan
VOLGOGRAD – Beban Harry Kane sebelum Piala Dunia 2018 terasa berat. Dia benar-benar menjadi tumpuan harapan jutaan pendukung timnas Inggris. Itu menilik status dia sebagai kapten timnas sekaligus top scorer kedua di Premier League musim 2017–2018 dengan koleksi 30 gol. Nah, beban tersebut mulai terasa ringan. Kane bisa melewati tugas pertamanya dengan baik. Dia berhasil membawa Inggris meraih kemenangan 2-1 atas Tunisia pada matchday pertama grup G di Volgograd Arena kemarin. Dua gol Kane berawal dari tendangan sudut. Gol pertama pada menit ke-11 lahir setelah dia memanfaatkan bola muntah tepisan kiper Mouez Hassen. Tunisia sempat menyamakan skor lewat penalti Ferjani Sassi (35’). Namun, sundulan Kane dua menit memasuki injury time memastikan Inggris meraih poin sempurna.
Itu kali pertama Kane mencetak gol di turnamen akbar internasional. Bomber Tottenham Hotspur tersebut juga menyamai rekor Diego Forlan pada 2010. Yakni, sebagai pemain pertama yang mencetak dua gol ke gawang dua kiper dalam satu laga. Ya, pada laga kemarin, kiper utama Mouez Hassen harus ditarik keluar pada menit ke-16 karena cedera tangan. Posisinya digantikan Farouk Ben Mustapha.
’’Saya tahu, dia (Kane) sangat bangga
bisa memimpin negaranya untuk menang dalam pertandingan Piala Dunia. Kini satu-satunya bulan yang belum pernah dihiasi golnya adalah Agustus. Dan, saya bangga kepadanya,’’ ucap Gareth Southgate, pelatih Inggris, kepada Goal.
Southgate mengakui, Tunisia adalah lawan yang menyulitkan. Hal senada dilontarkan Kane. ’’Taktik (bertahan, Red) Tunisia mengajarkan sesuatu kepada kami untuk terus berjuang tanpa lelah. Kami berhasil menunjukkan karakter yang bagus dan ini adalah kemenangan krusial,’’ kata Kane.
Banyak yang beranggapan bahwa kemenangan Inggris hanyalah kebetulan. Namun, bila melihat proses dan karakter Kane di kotak penalti, asumsi tersebut bakal mentah. Ya, naluri membunuh di kotak penalti khas Kane menjadi pembeda.
Terlebih, taktik yang diterapkan Southgate memang mendukung skema Kane sebagai target man. Yakni, dari 3-5-2 yang bisa menjadi 3-4-2-1, 3-4-1-1, atau 5-3-1-1. Bahkan, masih menurut Southgate, apabila laga berakhir 1-1, dirinya tetap bangga atas timnya.
’’Kami memiliki pemimpin di lapangan (Kane) yang terus berteriak dan menyampaikan hal-hal positif. Mungkin kami kehabisan waktu (pertandingan, Red) untuk merespons hasil 1-1 (melawan Tunisia kemarin). Tetapi, kami terus melakukan hal dan membuat keputusan bagus yang berujung gol pada menit-menit akhir,’’ kata Southgate lagi.