Merajut Persatuan kok Malah Dihasut
Paduan suara yang tampil di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Gresik memang menyanyikan lagu Syubbanul Wathon. Lagu tersebut dinyanyikan dalam acara dialog kebangsaan.
ENTAH apa yang ada di pikiran akun Facebook Sadarmun Fauzi (tertulis dalam huruf Arab) ketika menyebarkan hasutan soal Banser dan paduan suara gereja berikut ini. Hanya gara-gara paduan suara gereja menyanyikan lagu Syubbanul Wathon, dia memberikan komentar yang begitu sadis.
”Ternyata ‘Mars’ yg dinyanyikan oleh BanSerep ketika sa’i turut dinyanyikan pula didalam gereja… Sungguh tak habis pikir, segitu parahkan En’U skrg ? Mgkn gara2 kebanyakan proyek jaga gereja akhirx jemaat gereja pun ikut menyanyikan lagu itu...Atau bisa jadi mereka yg digereja itu adalah En’U cabang Kristen...Tolong sampaikan kepada Dilan, yg berat itu bukan Rindu, tp ajaran ‘Islam Nusantara’ yg ibadahx keluar dari syariat...#EfekIslamNusantara #BanSerepBukanIslamAswaja”
Meskipun tak menyebut langsung nama sebuah ormas, BanSerep yang dimaksud akun tersebut tentu tertuju pada Banser. Begitu pula En’U pasti merujuk pada Nahdlatul Ulama (NU). Apalagi, unggahan tersebut disertai dua video.
Video pertama menggambarkan aktivitas yang viral beberapa waktu lalu. Yakni, jamaah umrah yang melakukan sai dengan melantunkan
Syubbanul Wathon. Lalu, video kedua menggambarkan sebuah paduan suara di gereja yang melantunkan lagu serupa.
Ternyata, paduan suara di gereja tersebut tidak serta-merta menyanyikan lagu Syubbanul Wathon.
Paduan suara itu tampil dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda yang digelar Majelis Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kabupaten Gresik pada 1 November 2017.
Dikutip dari Tribunnews.com, dialog kebangsaan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber lintas agama. Dalam acara tersebut, hadir perwakilan dari Islam, Kristen, dan Hindu. Dialog itu bertema Merajut Keberagaman Tak Kenal Maka Tak Sayang.
Peserta dialog datang dari berbagai elemen masyarakat. Misalnya, umat kristen Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Tionghoa, Komunitas Gusdurian, Forum Masyarakat Pencinta Keberagaman (Formagam), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Komisi Network Klasis Bojonegoro.
Posting-an Sadarmun Fauzi tersebut diunggah pada 28 Februari lalu. Namun, hingga kemarin, masih banyak yang menyebarkanya. Termasuk akun Facebook Zahra Kurnia yang menyebarkannya di grup United Muslim Cyber Army.
Jadi, tabayun dulu ya. Tidak boleh mudah menyebarkan hasutan. Apalagi menghasut orang yang berupaya merajut persatuaan. Tolong, kalau ketemu Dilan, sampaikan bahwa bukan hanya rindu yang berat. Melawan untuk tidak menyebarkan hasutan itu juga berat.