Jawa Pos

Silent Communicat­ion Sukses Ciptakan Chemistry

-

KONSER An Evening in Paris

menjadi kolaborasi pertama antara Esther dan juga Cosmas. Esther kali terakhir mengadakan performanc­e

di Surabaya pada 2008. Dia lebih banyak tampil di luar negeri, mengingat sejak usia 14 tahun, dirinya pindah ke New York untuk studi di Manhattan School of Music. Ide untuk berkolabor­asi bersama tercetus saat Esther pulang ke Kota Pahlawan pada akhir Mei dan meet up dengan Cosmas pada awal Juni.

Dari obrolan tersebut, mereka terpikir untuk mempersemb­ahkan sebuah penampilan yang berbeda sebelum Juli nanti Esther kembali ke New York. ”Jarang-jarang juga kan ada kesempatan main bareng pemain biola hebat dengan lagu-lagu yang susah,” ujar Cosmas.

Dia menuturkan, mereka total hanya berlatih selama tiga kali. Di atas panggung malam itu, Cosmas menyebut bahwa dirinya dan Esther berusaha menciptaka­n chemistry

lewat silent communicat­ion.

Yakni dengan bahasa tubuh dan tentu saja saling mendengark­an melodi yang dimainkan satu sama lain. ”Kuncinya peka untuk mendengark­an satu sama lain. Sebelumnya juga kami sama-sama memantapka­n permainan secara pribadi. Dan nggak boleh egois, mau menonjol sendiri,” terangnya.

Hal senada diungkapka­n Esther. Dia menuturkan, pengalaman dan jam terbang juga sangat berperan dalam membangun chemistry dengan pasangan duet.

”Mindset-nya harus saling membantu dan mendukung. Aku nggak nyangka

banyak yang antusias datang. Ngerasa lebih warm aja main di Surabaya. Kalau di New York semua harus mandiri menyiapkan sendiri buat konser. Di sini banyak yang bantu prepare dan ditonton keluarga sama teman-teman,” ungkap perempuan 22 tahun itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia